F
I S I K A
Guru : Ir.Rr.Novi Satrijani
Disusun oleh :
Nama : Desy Setya Putri
Kelas : XI – TKJ 3

SMK NEGERI 6 BALIKPAPAN
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur atas kehadiran tuhan YME sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh ibu guru. Dan dengan
ini kami dapat berbagi ilmu mengenai pelajaran, tepatnya pelajran tentang ilmu
KALOR dan perincian tentang asas-asas dan hukum bab kalor.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan
saran yang membangun untuk memperbaikinya, Harapan kami,dengan adanya makalah
ini para mahasiswa dapat mengingat kembali pelajaran-pelajaran fisika dasar
waktu di bangku SMK dan sederajat.
Balikpapan,10 agustus 2016
DAFTAR ISI
Kata
pengantar…………………………………………………………………………………………….i
Sifat
termometrik zat………………………………………………………………………………………………………4
Perpindahan kalor, konduksi, konveksi dan
radiasi……………………………..………………………..4
Jenis-jenis termometer…………………………………………………………………………………………………10
Skala termometer………………………………………………………………………………………………………….12
Pengaruh kalor terhadap suhu dan
zat…………………………………………………………………….…16
Perubahan wujud……………………………………………………………………………………………………….…19
Asas black……………………………………………………………………………………………………………………..20
Perubahan wujud benda………………………………………………………………………………………………21
Faktor-faktor yang mempengaruhu titik
didih……………………………………………………..…….25
Melebur dan membeku………………………………………………………………………………………………..26
Pemuaian…………………………………………………………………………………………………………….…….…..27
Kalorimeter……………………………………………………………………………………………………………………30
Termometer………………………………………………………………………………………….….……………………30
Soal dan pembahasan…………………………………………………………………………………………………..32
Soal dan pembahasan suhu dan
kalor…………………………………………………………...……………35
Soal pembahasan………………………………………………………………………………………………………….38
Sifat Termometrik Zat
Sesungguhnya setiap zat / benda yang
dipanaskan atau dinaikkan suhunya akan mengalami pemuaian, baik itu pemuaian
pajang (l), luas (A), dan volume (V). Hal itu merupakan bukti bahwa benda atau
zat tersebut memiliki yang namanya Sifat Termometrik, yaitu sifat
dasar suatu zat yang apabila diubah-ubah suhunya akan berubah pula secara
teratur.
Adapun sifat-sifat yang berubah antara lain:
• Wujud / bentuknya
• Volumenya
• Panjang dan Luasnya
• Hambatan Listriknya
• Warnanya
• Daya hantar listriknya.
Pada dasarnya, bahan yang digunakan
untuk membuat termometer mempunyai karakteristik linier, yaitu hubungan sifat
termometrik bahan dengan suhu dan mengikuti persamaan di bawah ini
dengan:
t (x) = a (x) + b
t = suhu
x = sifat
termometrik
a,b = konstanta yang bergantung pada bahan yang digunakan.
Perpidahan Kalor Konduksi, Koveksi,
Radiasi
Sama seperti bunyi dan listrik,
kalor juga bisa berpindah melalui berbagai medium maupun tanpa medium. Medium
perpindahan sangat menentukan laju perpindahan kalor. Contoh perpidahan kalor,
misal sobat punya besi jeruji roda, ujung satunya sobat hitung panaskan dengan
lilin dan ujung satunya kita pegang dengan tangan. Selang beberapa menit atau
bahkan detik kita pasti sudah merasakan panasnya. Lain halnya jika sobat
menggunakan sebatang lidi mungkin akan sangat lama untuk merasakan panas api
dari lilin atau jangan-jangan baru terasa saat lidi sudah hampir terbakar
habis? Perpindahan kalor merupakan peristiwa atau proses mengalirnya panas
(kalor) dari satu titik ke titik yang lain dalam suatu medium. Namanya
perpindahan pasti ada yang namanya kecepatan (laju). Laju perpindahan kalor ini
sangat bergantung pada jenis mediumnya.Pernahkah kalian menanak nasi? Menurut
pendapatmu, peristiwa apa yang menyebabkan beras yang bertekstur keras dapat
berubah menjadi nasi yang lunak dan lembut? Tentu hal ini terjadi karena adanya
perpindahan kalor dari api kompor ke beras dan air yang berada dalam
wadah pemasak itu. Bagaimanakah cara kalor berpindah? Ada tiga cara
perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
·
Perpidahan
Kalor secara Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor
yang terjadi pada medium padat Misalnya, salah satu ujung batang besi kita
panaskan. Akibatnya, ujung besi yang lain akan terasa panas.
Coba perhatikan gambar berikut:
Bagaimanakah proses perpindahan
kalor secara konduksi? Dalam
konduksi yang berpindah hanyalah energi saja yaitu berupa panas. Saat kita
mengaduk teh panas dengan sendok, maka lama kelamaan tangan kita terasa panas
dari ujung sendok yang kita pegang. Atau saat kita membuat kue menggunakan
wadah berupa aluminium yang disimpan di oven jua termasuk proses konduksi yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih jelasnya, sebuah benda terdiri dari partikel-partikel pembentuk
benda tersebut. Sebut saja sendok yang terbuat dari logam aluminium terdiri
dari partikel-partikel logam yang sangat berdekatan letaknya. Sehingga saat
ujung sendok dikenai panas maka partikel diujung tersebut memperoleh energi
panas yang membuatnya bergetar dan bertumbukan dengan partikel disebelahnya
tanpa ikut berpindah.Akibatnya partikel partikel terus bergetar dan membuat
partikel lainnya ikut bergetar dan memperoleh energi berupa panas hingga ujung
sendok satunya lagi.
Besarnya energi konduksi disebut juga laju konduksi
ditentukan oleh persamaan berikut:

Keterangan:
Q = kalor (joule)
k = koefisien konduski (konduktivitas termal)
t = waktu (s)
A = luas penampang (m persegi)
L = panjang logam (m)
T = Suhu (Kelvin)
Berdasarkan kemampuan menghantarkan
kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu konduktor dan
isolator. Konduktor adalah zat yang mudah menghantarkan kalor (penghantar
yang baik). Isolator adalah zat yang sulit menghantarkan kalor (penghantar
yang buruk).
LAJU KALOR KONDUKSI
Dipengaruhi oleh:
- jenis bahan konduktor
- luas permukaan bidang yang mengalami perpindahan/rambatan
kalor
- perbedaan suhu antara kedua permukaan/ dinding
- tebal permukaan/ dinding
·
Perpindahan
Kalor Secara Konveksi
Konveksi merupakan proses
perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan
bagian-bagian yang dilaluinya. Berbeda dengan konduksi, perpindahan kalor ini
disertai dengan perpindahan medium. Jadi yang bergerak tidak hanya kalor tetapi
juga medium perambatannya. Konveksi dapat terjadi secara alami
ataupun dipaksa.
Konveksi alamiah contohnya saat
memasak air terjadi gelembung udara hingga mendidih dan menguap.
Konveksi terpaksa misalnya hair dryer yang
memaksa udara panas keluar yang diproses melalui alat tersebut.
a. Konveksi pada Zat Cair
![]() |
Bagaimanakah proses terjadinya
konveksi saat memasak air? Air
merupakan zatcair yang terdiri dari partikel-partikel penyusun air. Saat
memasak air dalam panci, api memberikan energi kepada panci dalam hal ini
termasuk proses konduksi.Kemudian panas yang diperoleh panci kemudian dialirkan
pada air. partikel air paling bawah yang pertama kali terkena panas kemudian
lama kelamaan akan memiliki massa jenis yang lebih kecil karena sebagian
berubah menjadi uap air.
Sehingga saat massa jenisnya lebih
kecil partikel tersebut akan berpindah posisi naik ke permukaan. Air yang masih
diatas permukaan kemudian turun ke bawah menggantikan posisi partikel yang
tadi. begitulah seterusnya hingga mendidih dan menguap seperti tampak pada
gambar di atas ini
b. Konveksi pada Gas
Konveksi terjadi pula pada gas,
misalnya udara. Seperti halnya pada air, rambatan (aliran) kalor dalam
gas (udara) terjadi dengan cara konveksi.
Beberapa peristiwa yang terjadi akibat adanya konveksi udara
adalah sebagai berikut.
1). Adanya angin laut. Angin laut terjadi pada siang
hari. Pada siang hari, daratan lebih cepat menjadi panas daripada lautan
sehingga udara di daratan naik dan digantikan oleh udara dari lautan.
2). Adanya angin darat. Angin darat terjadi pada malam
hari. Pada malam hari, daratan lebih cepat menjadi dingin daripada
lautan. Dengan demikian, udara di atas lautan naik dan digantikan oleh udara
dari daratan.
3) Adanya sirkulasi udara pada ruang kamar di rumah
4) Adanya cerobong asap pabrik.Contoh perpindahan kalor
secara konveksi misalnya ketika sobat hitung masak air, ketika airmendidih
terjadi perpindahan kalor dari api kompor ke panci kemudian ke air.
Besarnya energi konveksi atau bisa disebut laju konveksi
ditentukan oleh persamaan berikut:

Keterangan:
Q = kalor (joule)
h = koefisien konveksi
t = waktu (s)
A = luas penampang (m persegi)
T = Suhu (kelvin)
LAJU KALOR KONVEKS
Dipengaruhi oleh:
- jenis bahan (zat cair) yang mengalami konveksi
- luas permukaan bidang yang mengalami aliran kalor
- perbedaan suhu antara kedua bahan yang dialiri dengan zat
cair
·
Perpidahan
Kalor Secara Radiasi
Proses perpindahan kalor tanpa zat
perantara disebut radiasi atau pancaran. Kalor diradiasikan dalam bentuk
gelombang elektromagnetik, gelombang radio, atau gelombang cahaya.
Misalnya, radiasi panas dari api Apabila kita berdiam di dekat api
unggun, kita merasa hangat. Kemudian, jika kita memasang selembar tirai
di antara api dan kita, radiasi kalor akan lerhalang oleh tirai itu. Dengan
demikian, kita dapat mengatakan bahwa:
Kalor dari api unggun atau matahari
dapat dihalangi oleh tabir sehingga kalor tidak dapat merambat. Ada
beberapa benda yang dapat menyerap radiasi kalor atau menghalanginya. Alat yang
digunakan untuk mengetahui atau menyelidiki adanya radiasi disebut
termoskop, seperti yang tampak pada gambar berikut:
Dari hasil penyelidikan dengan menggunakan termoskop, kita
dapat mengetahui bahwa:
1) Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap atau
permancar radiasi kalor yang baik.
2) Permukaan yang putih dan mengkilap adalah penyerap atau
pemancar radiasi yang buruk.
Berbeda dengan 2 jenis perpindahan
kalor sebelumnya yang menggunakan medium, perpindahan kalor ini tidak
membutuhkan medium atau perantara. Contohnya Panas matahari yang sampai kebumi
melewati ruang angkasa yang hampa udara (tanpa ada medium). Setiap benda bisa
menyerap kalor dipancarkan secar radiasi. Akan tetapi yang menentukan daya
serap dan daya bukannlah jenis bahan benda tersebut melainkan warnanya.Semakin
hitam sebuah benda maka benda tersebut akan cenderung semakin menyerap panas
yang dipancarkan melalui radiasi. Kehitaman sebuah inilah yang disebut sebagai
emisivitas bahan disimbolkan dengan e. Besarnya energi radiasi benda hitam
tergantung pula pada tingkat derajat suhunya. Seperti yang terlihat dari rumus
energi radiasi berikut :

Keterangan :
P = Dava Radiasi/Energi Radiasi setiap waktu (watt)
O = Kalor (joule)
t = waktu
e = emisivitas bahan
A = luas penampang (m persegi)
T = suhu (kelvin)
o = konstanta stefan boltzmann (5,67 x 10 pangkat minus 8)
LAJU KALOR RADIASI
Dipengaruhi oleh:
- jenis bahan radiasi
- emisivitas bahan
- luas permukaan bidang yang mengalami pancaran kalor
- suhu bidang yang mengalami pancaran kalor
Mengurangi/Mencegah Perpindahan
Kalor
Perpindahan kalor umumnya dapat
sangat menguntungkan bagi kehidupan manusia. Namun pada beberapa hal,
perpindahan kalor dapat juga menyebabkan kerugian. Di antaranya adalah pada air
minum yang telah kita masak, akan segera dingin setelah beberapa waktu.
Demikian pula pada bahan-bahan makanan yang kita masak, juga dapat segera
dingin. Hal itu disebabkan kalor dari air dan bahan makanan terlepas keluar
untuk mengimbangi keadaan ruangnya. Untuk mengatasi kerugian tersebut, dibuatlah
alat yang dapat memperkecil laju perpindahan kalor.Beberapa di antaranya adalah
termos air panas, termos es, dan termos nasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
skema termos air panas disamping.
Termos adalah alat yang dapat
digunakan untuk mengurangi laju perpindahan kalor dalam termos. Air atau nasi
yang kita simpan di dalam termos, suhunya dapat kita jaga sampai beberapa lama.
Termos semacam ini mencegah kalor yang dimiliki air panas atau nasi agar tidak
terlepas keluar termos. Pada termos air, dinding termos dibuat rangkap, yaitu
dinding bagian dalam dan luar. Sementara ruang antara kedua dinding tersebut,
dibuat vakum agar tidak terjadi perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi.
Selain itu, bagian dalam dinding termos dibuat mengkilap agar kalor yang akan
keluar dipancarkan kembali ke dalam termos.
Jenis – Jenis Termometer
Saat ini
terdapat beberapa jenis termometer, diantaranya :
1.
Termometer
Cairan
Jenis termometer yang paling banyak kita jumpai
dalam keseharian adalah termometer yang pipa kacanya berisi cairan, misalnya Termometer
Air Raksa. Umumnya cairan akan memuai dengan laju yang berbeda untuk
jangkauan suhu yang berbeda. Pengecualian adalah pada raksa, yang
memiliki pemuaian yang teratur.
a.
Termometer
raksa
Termometer yang pipa kacanya diisi dengan raksa
disebut termometer raksa. Termometer raksa dengan skala celcius
adalah termometer yang umum dijumpai dalam keseharian.
Raksa dalam pipa termometer akan memuai jika
dipanaskan. Pemuaian mendorong kolom cairan ( raksa ) keluar dari pentolan pipa
menuju ke pipa kapiler. Pipa kapiler memiliki lubang yang kecil agar
termometer peka, karena pemuaian volum raksa yang kecil saja akan menimbulkan
perubahan yang besar pada panjang kolom raksa. Pentolan pipa termometer
dibuat dari kaca tipis agar kalor segera dapat dihantarkan secara konduksi oleh
pentolan kepada cairan didalamnya.
Pipa termometer
dibungkus oleh tangkai kaca berdinding tebal. Tangkai kaca ini bertindak
sebagai suatu lensa pembesar yang memungkinkan suhu dibaca dengan mudah.
Keuntungan menggunakan raksa sebagai zat cair pengisi pipa
termometer dibandingkan dengan zat cair lainnya adalah :
ü Raksa mudah dilhat karena mengkilap
ü Volum raksa berubah secara teratur ketika
terjadi perubahan suhu
ü Raksa tidak membasahi kaca ketika memuai atau
menyusut
ü Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai
untuk pekerjaan – pekerjaan laboratorium ( -40°C sampai dengan 350°C)
ü Raksa dapat terpanasi secara merata sehingga
menunjukkan suhu dengan cepat dan tepat.
Kerugian
menggunakan raksa sebagai cairan pengisi pipa termometer adalah :
ü Raksa mahal
ü Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu
yang sangat rendah ( misalnya suhu di kutub utara atau kutub selatan )
ü Raksa termasuk zat berbahaya ( sering dinamakan
“air keras”) sehingga termometer raksa berbahaya jika tabungnya pecah.
b.
Termometer
alkohol
Keuntungan menggunakan
alkohol sebagai cairan pengisi pipa termometer adalah :
ü Alkohol lebih murah dibandingkan dengan
raksa
ü Alkohol teliti, karena untuk kenaikkan suhu
yang kecil, alkohol mengalami perubahan volum yang lebih besar
ü Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat dingin
( misal suhu di daerah kutub) karena titik beku alkohol sangat rendah, yaitu -
112°C.
Kerugian menggunakan alkohol sebagai cairan
pengisi pipa termometer adalah :
ü Alkohol memiliki titik didih rendah, yaitu
78°C, sehingga pemakaiannya terbatas ( antara lain tidak dapat mengukur suhu
air ketika mendidih )
ü Alkohol tidak berwarna, sehingga harus diberi
warna terlebih dahulu agar mudah terlihat,
ü Alkohol membasahi ( melekat) pada dinding kaca
.
Air tidak digunakan untuk mengisi pipa
termometer karena lima alasan berikut.
1.
Air membasahi
dinding kaca, sehingga meninggalkan titik – titik air pada kaca, dan ini akan
mempersulit membaca ketinggian air dalam tabung.
2.
Air tidak
berwarna, sehingga sulit dibaca batas ketinggiannya.
3.
Jangkauan suhu
air terbatas ( 0°C - 100°C ).
4.
Perubahan volum
air sangat kecil ketika suhu dinaikkan.
5.
Hasil bacaan
yang didapat kurang teliti karena air termasuk penghantar panas yang sangat
jelek. Agar semua bagian air mencapai suhu yang sama, diperlukan waktu yang
lama.
c.
Beberapa
termometer cairan dalam keseharian
1. Termometer Klinis
Biasanya
termometer klinis digunakan oleh para dokter dan perawat untuk mengukur suhu
badan pasiennya ( manusia ). Cairan yang digunakan untuk mengisi pipa adalah
raksa. Skala pada termometer ini mencakup sedikit di atas dan di bawah suhu
rata – rata tubuh manusia, yaitu 37°C. Oleh karena itu suhu terendah manusia
tidak pernah kurang dari 35°C dan suhu tertinggi tidak pernah lebih dari 42°C,
angka – angka pada skala didesain antara 35°C sampai dengan 42°C.
2. Termometer dinding
Umumnya,
termometer dinding dipasang tegak di dinding sebuah ruang dan digunakan untuk
mengukur suhu ruang. Angka – angka pada skala termometer mencakup suhu diatas
dan dibawah suhu yang dapat terjadi dalam ruang. Termometer dinding mempunyai
skala -50°C sampai dengan 50°C.
3. Termometer maksimum dan minimum Six
Suhu dalam
sebuah rumah kaca, yaitu rumah yang digunakan untuk menanam tanaman sebagai
bahan penelitian, Umumnya diukur dengan menggunakan termometer maksimum dan
minimum Six. Suhu minimum biasanya terjadi pada malam hari dan suhu maksimum
biasanya terjadi pada siang hari.
2.
Termometer –
termometer lainnya
a.
Termometer gas
Pada
prinsipnya, jika suhu naik, tekanan gas naik dan dihasilkan beda ketinggian h
yang lebih besar pada termometer. Karena gas memuai lebih besar daripada cairan
maka termometer gas lebih teliti daripada termometer cairan. Selain itu
termometer gas dapat mengukur suhu yang lebih rendah dan lebih tinggi daripada
termometer cairan. Lebar jangkauan suhunya adalah mulai dari - 250°C sampai
dengan 1500°C.
b.
Termometer
platina
Prinsip
termometer ini adalah ketika suhu naik, hambatan listrik platina naik. Hambatan
listrik diukur dengan teliti oleh sebuah rangkaian jembatan. ( Rangkaian
jembatan dipelajari di SMA).
Keuntungan
termometer platina adalah Jangkauan suhunya lebar ( - 250°C sampai dengan
1500°C), teliti, dan peka. Kerugian termometer ini adalah suhu tidak dibaca
secara langsung. Pembacaannya lambat, sehingga tidak sesuai untuk mengukur suhu
yang berubah – ubah.
c.
Termometer
termistor
Prinsip
kerjanya adalah ketika suhu naik, hambatan termistor turun. Hambatan listrik
diukur dengan suatu rangkaian yang mengandung sebuah skala yang dikalibrasi
dalam derajat suhu. Keuntungan termometer ini adalah dapat dihubungkan
kerangkaian lain atau komputer. Kerugiannya adalah jangkauan suhunya terbatas,
yaitu -25°C sampai dengan 180°C.
d.
Termometer
termokopel
Termometer ini
terdiri dari dua kawat yang dibuat dari bahan logam yang berbeda jenis dan
dihubungkan kesebuah amperemeter. Prinsip kerjanya adalah suhu berbeda akan
menghasilkan arus listrik yang berbeda.
Keuntungan termometer ini
adalah jangkauan suhunya besar ( mulai dari - 100°C sampai dengan 1500°C ),
ukuran termometer kecil, dapat mengukur suhu dengan cepat, dan dapat
dihubungkan ke rangkaian lain atau komputer. Kerugiannya adalah kurang teliti
jika dibandingkan dengan termometer gas volum konstan dan termometer platina.
e.
Termometer
bimetal
Termometer ini
mengandung sebuah keping bimetal tipis berbentuk spiral. Prinsipnya, makin
besar suhu, keping bimetal makin melengkung untuk menunjukkan suhu yang lebih
besar.
f.
Pirometer
Pirometer ( pyrometer)
adalah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi ( di
atas 1000°C), seperti suhu peleburan logam atau suhu permukaan Matahari. Prinsip
kerja alat ini adalah mengukur radiasi yang dipancarkan oleh benda tersebut.
Terdapat dua macam pirometer, yaitu pirometer optik dan pirometer radiasi
total.
Skala Termometer
Ditinjau dari skala yang dipergunakan, terdapat 4 jenis
termometer yaitu termometer Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin. Nama
termometer ini dipakai sesuai dengan penemunya.
1.
Skala Celcius
Andreas Celcius, menetapkan titik beku air sebagai titik
tetap bawah yaitu 0° dan titik didih air sebagai titik tetap atas yaitu100°.
Celcius membagi jarak titik tetap bawah dan titik tetap atasmenjadi 100 skala,
sehingga titik beku air berada pada 0°C dantitik didih air pada 100° C. Menurut
skala celcius setiap bagianskala menunjukkan 1° C. Termometer skala celcius
banyak dipergunakan untuk mengukur suhu tubuh.
2.
Skala Fahrenheit
Meskipun menggunakan patokan yang sama untuk titik tetapatas
dan titik tetap bawah, tetapi Gabriel Daniel Fahrenheit menetapkan titik beku
air pada 32° F dan titik didih air pada 212° F. Untuk patokan yang sama,
Fahrenheit membagi skalanya dalam 180 bagian. Skala Fahrenheit banyak dipakai
dinegara Eropa dan Amerika.
3.
Skala Reamur
Reamur juga menggunakan patokan yang sama, tetapi untuk
jarak tersebut Reamur membagi skalanya menjadi 80° bagian. Titik beku air
menurut skala Skala Reamur adalah 0° R,sedangkan titik didih air pada 100° R.
4.
Skala Kelvin
Menurut para ahli, suhu paling rendah yang dimiliki oleh
suatubenda sama dengan -273 ° C. Suhu ini dinamakan suhu nolmutlak, karena pada
suhu -273 ° C partikel-partikel gas tidakbergerak lagi. Ilmuwan pertama yang
mengusulkan pengukuranberdasarkan nol mutlak adalah Lord Kelvin, oleh karenanya
dinamakan Suhu Kelvin. Suhu Kelvin ditetapkan sebagai SatuanInternasional (SI)
untuk besaran suhu.Seperti Celcius, Kelvin membagi skala menjadi 100 bagian.
Batas bawah skala Kelvin ditetapkan pada titik beku air adalah273 K dan batas
atas ditetapkan pada titik didih air 373 K.
Perpindahan Kalor secara Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor/panas melalui perantara, di mana
zat perantaranya tidak ikut berpindah. Dalam arti lain, konduksi/hantaran yaitu
perpindahan kalor pada suatu zat tanpa disertai dengan perpindahan
partikel-partikelnya.
Contoh Perpindahan Panas secara Konduksi :
Contoh Perpindahan Panas secara Konduksi :
- Ujung logam akan terasa panas jika ujung yang lain dipanaskan, misalnya saat kita mengaduk adonan gula, air panas, dan kopi dengan menggunakan sendok logam; saat kita memegang kawat logam kembang api yang sedang menyala
- Knalpot akan panas ketika mesin motor dihidupkan
- Mentega akan meleleh ketika diletakkan di wajan yang tengah dipanaskan
- Tutup panci terasa panas saat panci digunakan untuk memasak
- Air akan mendidih ketika dipanaskan menggunakan panci logam dan sejenisnya
Perpindahan Kalor secara Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran, di mana zat perantaranya
ikut berpindah. Jika partikel berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, maka
terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas ( udara/angin ).
Contoh Perpindahan Panas secara Konveksi:
- Gerakan naik turunnya air yang sedang mendidih saat direbus
- Gerakan naik turunnya kacang hijau, beras, kedelai saat direbus
- Terjadinya angin darat dan laut
- Gerakan balon udara
- Asap pada cerobong asap bergerak naik
3. Pengertian Perpindahan Kalor
secara Radiasi beserta Contohnya
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa zat perantara. Biasanya disertai cahaya
Contoh Perpindahan Kalor secara Radiasi :
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa zat perantara. Biasanya disertai cahaya
Contoh Perpindahan Kalor secara Radiasi :
- Tubuh terasa hangat ketika dekat dengan api atau jenis panas lainnya. Misalkan saat tangan kita didekatkan pada kompor gas yang sedang menyala, hangatnya tubuh ketika dekat dengan api unggun
- Panas matahari sampai ke bumi meski melewati ruang hampa
- Menjemur pakaian memanfaatkan perpindahan panas secara radiasi
- Menetaskan telur ayam/bebek dengan lampu
- Menjemur pakaian saat siang hari
A) Konduksi
Pembahasan yang pertama dalam perpindahan kalor
adalah konduksi. Konduksi merupakan perpindahan kalor dimana partikel-partikel
zat tidak ikut berpindah, biasanya terjadi pada benda padat. Namun,untuk
beberapa kasus (nanti kita akan mengenal) ada juga benda gas dan benda cair
yang mengalami proses konduksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
perpindahan kalor adalah:
- koefisisen konduktivitas termal
- panjang stik/ batang
- luas penampang
- perbedaan suhu antar ujung batang
Secara
matematis faktor-faktor di atas dirumuskan menjadi:
H=
Q / t = (k x A x ∆T) / l
Dengan
keterangan sebagai berikut:
H
adalah laju perpindahan kalor secara konduksi dengan satuan dalam joule/s
Q
adalah jumlah kalor yang dipindahkan dengan satuan dalam joule
t
adalah lamanya waktu dipindahkannya kalor dengan satuan dalam sekon
k
adalah koefisien konduktivitas termal dari benda/ zat dalam satuan joule
/(sekon meter celcius)
A
adalah luas penampang benda yang digunakan sebagai penghantar dengan satuan
dalam meter persegi (m^2)
∆T
adalah perbedaan suhu antar ujung batang dengan satuan dalam derajat celcius
l
adalah panjang stik/ batang penghantar dengan satuan dalam meter
Hubungan antara tiap faktor dapat ditunjukkan
melalui persamaan di atas. Laju konduktivitas akan bernilai besar (cepat)
apabila benda yang dipanasi memiliki nilai koefisien konduktivitas yang besar,
penampang yang luas dan perbedaan suhu yang besar pula, tetapi dengan panjang
yang kecil. Hal yang sebaliknya berlaku pula untuk laju konduktivitas yang
kecil.
Contoh konduksi dalam kehidupan sehari-hari adalah:
panci yang digunakan terbuat dari logam aluminium karena memiliki konuktivitas
termal yang besar. Berdasarkan tabel dapat diketahui nilai konduktivitas termal
dari aluminium adalah 5 x (10 ^-2) kkal/(s m C). Angka tersebut menunjukkan
bahwa tiap kenaikan 1 derajat celcius sebatang aluminium dengan panjang 1 meter
akan menghantarkan kalor sebesar 500 kal tiap detiknya. Angka tersebut setara
dengan 5 kalori untuk aluminium sepanjang 1 cm. Apalagi ditambah dengan sifat
aluminum yang susah teroksidasi sehingga susah berkarat. Nilai, konduktivitas
ini juga memiliki arti bahwa benda tersebut cepat kembali untuk dingin sesuai
dengan penurunan suhunya.
B) Konveksi
Konveksi merupakan proses perpindahan kalor yang
disertai dengan proses perpindahan partikelnya. Perpindahan kalor seperti ini
biasanya terjadi pada benda cair dan benda gas. Beberapa hal yang mempengaruhi
kecepatan perpindahan kalor secara konveksi adalah sebagai berikut:
- koefisien konveksi zat
- luas penampang zat yang dipanasi
- perbedaan suhu dari dari tempat benda dipanasi dengan tempat yang ditentukan
Faktor-faktor
tersebut kemudian dirumuskan secara matematis menjadi:
H=
Q / t = h x A x ∆T
Keterangan:
H
dalam hal ini adalah laju konvektivitas termal dengan satuan joule / sekon
h
adalah koefisien konveksi dari zat yang digunakan sebagai perantara joule /
(sekon x (meter^2))
∆T
adalah perbedaan suhu dari tempat yang dipanasi dengan tempat yang ditentukan
Berdasarkan pernyataan matematika di atas maka laju
konveksi suatu fluida akan meningkat jika nilai dari koefisien konveksi, luas
permukaan benda yang dipanasi dan perubahan/perbedaan suhunya. Jika
konduktivitas dipengaruhi oleh luas dan panjang benda maka pada konveksivitas
termal faktor yang berpengaruh hanyalah luasan saja. Ibarat memanaskan air,
semakin luas pancinya maka air yang dimasak akan semakin cepat panas. Jika
semakin tepis maka akan semakin cepat panas pula. Hal ini dikarenakan semakin
besar luasannya maka jumlah partikel yang dipanasi akan semakin banyak pula.
Contoh peristiwa konveksi sangat banyak ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu: 1) terjadinya angin, angin laut,
angin darat, angin gunung, angin lembah, saat memasah air, dan bahkan
perpindahan panas bumi pada lapisan asteonosfer terjadi secara konveksi karena
terdiri dari batuan cair.
C) Radiasi
Perpindahan kalor yang ketiga adalah radiasi.
Radiasi merupakan perpindahan kalor melalui pancaran. Karena sifatnya seperti
cahaya maka perpindahan kalor dengan cara radiasi dapat dikurangi dengan cara
memberikan benda yang dapat memantulkan gelombang elektromagnetnya, misalnya
cermin. Cermin hanya efektif untuk memantulkan energi dari cahaya tampak.
Cermin juga biasa digunakan dalam termos air sebagai reflektornya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya radiasi suatu bahan adalah:
- koefisien emisivitas
- suhu benda
- luas peanampang dari sumber
secara
matematis, faktor-faktor tersebut dirumuskan menjadi:
P
= e x σ x A x (T^4)
Keterangan:
P
adalah daya dari sumber dengan satuan watt
e
adalah koefisien emisivitas bahan yang tidak memiliki satuan
σ
adalah konstanta sephan bolzman dengan satuan watt / (meter persegi x Kelvin)
A
adalah luas penampang dari sumber dengan satuan meter persegi (m^2)
T
adalah suhu dengan satuan Kelvin (K)
Radiasi dari suatu pemancar panas akan besar jika
benda tersebut memiliki nilai e (koefisien emisivitas), luas permukaan dan suhu
yang besar. Kenaikan dari nilai emisivitas radiasinya memiliki nilai yang sama
dengan penurunannya. Boleh dikatakan dalam bahasa yang lain emisi sama dengan
absopsi. Nilai yang dipancarkan sama dengan nilai yang diserap oleh benda yang
menerima.
Contoh radiasi pada kehidupan sehari-hari adalah
perpindahan panas matahari ke bumi, panas dari api unggun, bolam lampu, dan
sebagainya.
Ada satu alat yang menggunakan prinsip yang berusaha
mencegah ketiga perpindahan kalor tersebut, yaitu termos air. Termos air
dikembangkan dengan tujuan untuk menjaga suhu air agar tidak berubah secara
drastic. Temen-temen yang punya termos bisa membukanya untuk melihat-lihat dan
membedakan manakah yang merupakan prinsip konduksi, konveksi dan radiasi.
Adanya pengertian, bahwa kalor bukanlah aliran
fluida, melainkan merupakan suatu bentuk energi, yang dapat diperoleh dari
perubahan energi mekanik, maka akan kita perhatikan apakah kalor tersebut akan
mempengaruhi suatu benda atau temperatur dari suatu benda atau zat.

Apabila
suatu benda diberikan kalor, maka pada zat tersebut dapat terjadi perubahan
seperti :
a.
terjadi pemuaian
b.
terjadi perubahan wujud
c.
terjadi kenaikan suhu
Ternyata kalor dapat menyebabkan benda berubah wujud
atau menyebabkan benda mengalami perubahan suhu. Adanya pengaruh kalor
terhadap perubahan wujud atau suhu, diteliti lebih lanjut oleh Joseph Black.
Beberapa hal yang dikemukakan oleh Joseph Black berkaitan dengan perubahan suhu
benda, ternyata dapat digunakan untuk menentukan besar kalor yang diserap oleh
suatu zat.
Ø Pemuaian
Pemberian kalor pada sustu zat selain dapat
menaikkan atau menurunkan suhu zat, dapat juga merubah wujud suatu zat, atau
menyebabkan benda mengalami pemuaian. Umumnya semua zat akan memuai jika ia
mengalami kenaikan suhu, kecuali beberapa zat yang mengalami penyusutan
saat terjadi kenaikan suhu, pada suatu interval suhu tertentu. Kejadian
penyusutan wujud zat saat benda mengalami kenaikan suhu disebut anomali,
seperti terjadi pada air. Air saat dipanaskan dari suhu 0 °C menjadi 4 °C
justru volumenya mengecil, dan baru setelah suhunya lebih besar dari 4 °C
volumenya membesar.
Ø Anomali Air
Hal tersebut diatas tidak berlaku sepenuhnya pada
air, pada air terjadi perkecualian. Misalnya volume air akan berkurang bila
suhunya dinaikkan dari 0 °C, peristiwa ini disebut dengan anomali air. Peristiwa
anomali air dapat diterangkan dengan meninjau bangun kristal es. Dari
pengamatan kristal es disimpulkan bahwa kedudukan molekul-molekul H2O
teratur seperti bangun kristal es, yang penuh dengan rongga-rongga. Sedangkan
molekul H2O dalam bentuk cair (air) lebih rapat dibandingkan dalam
bentuk es, oleh karena itu es terapung dalam air. Bila air mulai 4 °C
didinginkan molekul air mulai mengadakan persiapan untuk membentuk bangun
berongga tersebut. °C. Volume air terkecil pada suhu 4 °C, dan pada 0 °C
terjadi loncatan volume dari air 0 °C sampai es 0 °C, dimana pada suhu 0 °C
volume es > volume air
Pada
umumnya zat akan memuai menurut aturan sebagai berikut.
1)
Pemuaian Panjang (Linier)
Suatu
batang panjang mula-mula lo dipanaskan hingga bertambah panjang Δl,
bila perubahan suhunya Δt maka,
α
= 1/lo . Δt/Δl
Δl
= α lo . Δt
α
= koefisien muai panjang suatu zat ( per °C )
Sehingga
panjang batang suatu logam yang suhunya dinaikkan sebesar Δt akan menjadi
lt
= lo + Δl
lt
= lo ( l + α . Δt )
Tabel
Beberapa koefisien Muai Panjang Benda
Benda
|
a
(K-1)
|
Besi
|
1,2x10-5
|
Tembaga
|
1,7x10-5
|
Kaca
|
8,5x10-6
|
Kuningan
|
1,8x10-5
|
2) Pemuaian Bidang ( Luas )
Suatu
bidang luasnya mula-mula Ao , terjadi kenaikkan suhu sebesar Δt
sehingga bidang bertambah luas sebesar ΔA, maka dapat dituliskan :
β
= 1/Ao. ΔA / Δt
ΔA
= Ao β Δt
β
= Koefisien muai luas suatu zat ( per °C ) dimana β = 2 α
Sehingga luas bidang yang suhunya dinaikkan sebesar t akan menjadi
At
= Ao + ΔA
At
= Ao ( 1 + β Δt )
3) Pemuaian Ruang ( volume )
Volume
mula-mula suatu benda Vo , kemudian dipanaskan sehingga suhunya naik
sebesar Δt, dan volumenya bertambah sebesar ΔV ini dapat ditunjukkan dalam
rumus :
γ
= 1/Vo. ΔV/Δt
ΔV
= γ . Vo . Δt
γ
= koefisien muai ruang suatu zat ( per °C )
γ
= 3 α
sehingga
persamaan volumenya menjadi
Vt
= Vo + Δt
Vt
= Vo ( 1 + γ . Δt )
a) Pemuaian Volume zat Cair
Zat
cair yang hanya mempunyai koefisien muai volume ( γ ). Bila volume mula-mula
suatu zat cair V0 kemudian zat cair itu dipanaskan sehingga suhunya
naik sebesar Δt dan volumenya bertambah besar ΔV, maka dapat ditulis sebagai
berikut
Vt
= γ . Vo . Δt
dan
volumenya sekarang menjadi
Vt
= Vo + ΔV
Vt
= Vo ( 1 + γ Δt )
Hal
ini tidak berlaku bagi air dibawah 4 °C, ingat anomali air.
b) Pemuaian Volume Gas
Khusus
untuk gas, pemuaian volume dapat menggunakan persamaan seperti pemuaian zat
cair,
Vt
= Vo ( 1 + γ Δt )
Perubahan
volume gas tidak hanya menggunakan persamaan tersebut di atas, namun ada
besaran-besaran lain yang perlu diperhatikan seperti tekanan dan temperatur.
Persamaan yang berlaku dalam pemuaian gas dapat dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut.
Pada
saat tekanan konstan, berlaku hukum Gay Lussac :
Pada
saat temperatur konstan, berlaku hukum Boyle :
P1.V1
= P2.V2
Pada
saat volume konstan, berlaku hukum Charles :
Pada
saat kondisi ideal dengan mol konstan, berlaku hukum Boyle-Gay Lussac :
dengan keterangan,
V
= volume (liter atau m3)
T
= temperature (K)
P
= tekanan (N/m2 atau atm atau Pa)
Ø Perubahan Wujud
Ketika
sejumlah kalor diterima atau dilepas oleh suatu zat, maka ada dua
kemungkinan yang terjadi pada suatu benda, yaitu benda akan mengalami
perubahan suhu, atau mengalami perubahan wujud. Kenaikan suhu suatu
benda dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan yang mengkaitkan dengan
kalor jenis atau kapasitas kalor. Sedangkan pada saat benda mengalami perubahan
wujud, maka tidak terjadi perubahan suhu, namun semua kalor saat itu digunakan
untuk merubah wujud zat, yang dapat ditentukan dengan persamaan
yang mengandung unsur kalor laten. Besar kalor laten yang
digunakan untuk mengubah wujud suatu zat dirumuskan :
Q
= m.L
Dengan
keterangan,
Q
: kalor yang diterima atau dilepas (Joule atau kal)
m
: massa benda (kg atau gram)
L
: kalor laten (J/kg atau kal/gr)
Tabel
kalor lebur dan kalor didih beberapa zat
Nama
Zat
|
Titik
lebur (°C)
|
Kalor
lebur (J/kg)
|
Titik
didih
|
Kalor
didih (J/kg)
|
Air
(es)
|
0
|
3,34.105
|
100
|
2,26.105
|
Raksa
|
-39
|
1,18.104
|
356,6
|
2,94.105
|
Alkohol
|
-115
|
1,04.104
|
78,3
|
8,57.106
|
Hidrogen
|
-2599
|
5,58.104
|
-252
|
3,8.105
|
Adanya kalor laten berupa kalor lebur dan kalor didih sangat sering dijumpai dalam kehidupan, seperti meleburnya es cream pada suhu normal, atau mendidihnya air sebelum dikonsumsi untuk kehidupan sehari-hari. Perubahan wujud ini dapat dijelaskan dengan teori kinetik, yang menyatakan bahwa saat mencapai titik lebur atau titik didih, kecepatan getar zat akan bernilai maksimum, sehingga kalor yang diterima tidak digunakan untuk menambah kecepatan, namun digunakan untuk melawan gaya ikat antar molekul zat. Sehingga saat molekul-molekul itu dapat melepaskan ikatannya, maka zat akan berubah wujud melebur atau mendidih.
B.
ASAS BLACK
Kalor
adalah energi yang dipindahkan dari benda yang memiliki temperatur tinggi ke benda
yang memiliki temperatur lebih rendah sehingga pengukuran kalor selalu
berhubungan dengan perpindahan energi. Energi adalah kekal sehingga benda yang
memiliki temperatur lebih tinggi akan melepaskan energi sebesar QL dan
benda yang memiliki temperatur lebih rendah akan menerima energi sebesar QT
dengan besar yang sama. Secara matematis, pernyataan tersebut dapat ditulis
sebagai berikut :
Persamaan diatas menyatakan
hukum kekekalan energi pada pertukaran kalor yang disebut sebagai Asas Black.
Nama hukum ini diambil dari nama seorang ilmuwan Inggris sebagai penghargaan
atas jasa-jasanya, yakni Joseph Black (1728–1799). Ia menjabarkan
bahwa :
· Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan,
benda yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya
sama
· Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah
kalor yang dilepas benda panas
· Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan
kalor yang diserap bila dipanaskan
Q = m cDT
|
Pengukuran
kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Jika kalor jenis
suatu zat diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat ditentukan dengan
mengukur perubahan temperatur zat tersebut. Kemudian, dengan menggunakan
persamaan :
Besarnya
kalor dapat dihitung. Ketika menggunakan persamaan ini, perlu diingat bahwa
temperatur naik berarti zat menerima kalor, dan temperatur turun berarti zat
melepaskan kalor. Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor.
Salah satu mbentuk kalorimeter, tampak pada gambar di samping. Kalorimeter ini
terdiri atas sebuah bejana logam dengan kalor jenisnya telah diketahui. Bejana
ini biasanya ditempatkan di dalam bejana lain yang agak lebih besar. Kedua
bejana dipisahkan oleh bahan penyekat, misalnya gabus atau wol. Kegunaan bejana
luar adalah sebagai pelindung agar pertukaran kalor dengan lingkungan di
sekitar kalorimeter dapat dikurangi. Kalorimeter juga dilengkapi dengan batang
pengaduk. Pada waktu zat dicampurkan di dalam kalorimeter, air di dalam
kalorimeter perlu diaduk agar diperoleh temperatur merata dari percampuran dua
zat yang suhunya berbeda. Batang pengaduk ini biasanya terbuat dan bahan yang
sama seperti bahan bejana kalorimeter. Zat yang diketahui kalor jenisnya
dipanaskan sampai temperatur tertentu. Kemudian, zat tersebut dimasukkan ke
dalam kalorimeter yang berisi air dengan temperatur dan massanya yang telah
diketahui. Selanjutnya, kalorimeter diaduk sampai suhunya tetap.
Rumus
berikut adalah penjabaran dari rumus dibawah :
(M1
C1) (T1-Ta) = (M2 C2) (Ta-T2)
Keterangan :
M1 = Massa benda yang mempunyai tingkat
temperatur lebih tinggi
C1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat
temperatur lebih tinggi
T1 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat
temperatur lebih tinggi
Ta = Temperatur akhir pencampuran kedua benda
M2 = Massa benda yang mempunyai tingkat
temperatur lebih rendah
C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat
temperatur lebih rendah
T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat
temperatur lebih rendah
Perubahan Wujud Benda
Ø
Perubahan Wujud
Kalor
dapat mengubah wujud zat. Kalian tentu masih ingat bahwa zat dapat berwujud
padat, cair atau gas. Perubahan wujud zat bergantung pada jumlah kalor yang
diterima atau jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat yang bersangkutan. Zat
padat dapat berubah wujud menjadi zat cair apabila zat itu menerima kalor. Zat
cair dapat berubah wujud menjadi gas apabila zat itu menerima kalor.
Sebaliknya, gas dapat berubah wujud menjadi zat cair apabila melepaskan kalor.
Zat cair dapat berubah wujud menjadi zat padat apabila melepaskan kalor.
Sebagai contoh, es (zat padat) berubah wujud menjadi air (zat cair) apabila
dipanaskan. Artinya, es menerima kalor. Air (zat cair) berubah wujud menjadi
uap (gas) apabila dipanaskan. Artinya, air menerima kalor. Sebaliknya, uap air
akan berubah wujud menjadi air apabila didinginkan. Artinya, uap air melepaskan
kalor. Air (zat cair) akan berubah wujud menjadi es (zat padat) apabila
didinginkan. Artinya, air melepaskan kalor.
Ø
Menguap
Apabila
sejumlah air dipanaskan terus-menerus, air akan menguap. Hal ini menunjukkan
bahwa menguap memerlukan kalor. Untuk menunjukkan bahwa pada waktu menguap zat
memerlukan kalor, kalian dapat memanaskan air dalam bejana dengan menggunakan
pembakar spiritus. Setelah pembakar spiritus dinyalakan dan ditunggu beberapa
saat, kalian akan melihat uap muncul pada permukaan air.
Ambillah beberapa tetes spiritus atau alkohol
dengan pipet kemudian teteskan pada tangan. Rasakan apa yang terjadi pada kulit
yang basah karena spiritus atau alkohol. Apakah kulit kalian terasa dingin?
Jika tangan terasa dingin dan jumlah alkohol berkurang, berarti spiritus atau alkohol
telah menguap. Mengapa kulit tempat spiritus atau alkohol terasa dingin?
Spiritus menguap memerlukan kalor. Kalor yang diperlukan berasal dari tangan.
Karena kehilangan kalor untuk proses penguapan spiritus tangan menjadi dingin.
Bagaimanakah cara mempercepat proses penguapan?
Proses penguapan dapat dipercepat dengan beberapa cara, yaitu: memanaskan,
memperluas permukaan, mengalirkan udara pada permukaan zat cair, dan mengurangi
tekanan pada permukaan zat cair.
- Memanaskan
Seperti telah diuraikan di depan, semakin besar
kalor yang diterima oleh suatu zat semakin besar pula gerakan
molekul-molekulnya. Dengan memanaskan zat berarti kita telah memberikan
tambahan kalor pada zat itu. Dengan demikian, molekul-molekul zat cair menjadi
cepat bergerak sehingga semakin cepat pula meninggalkan permukaan zat cair.
- Memperluas Permukaan
Memperluas permukaan zat cair untuk mempercepat
proses penguapan sering dilakukan orang. Misalnya, saat mendinginkan tes panas
yang akan segera diminum. Teh panas yang ditempatkan dalam piring akan lebih
cepat menguap daripada teh panas dalam gelas. Mengapa demikian? Permukaan
piring yang lebih luas menyebabkan molekul-molekul zat cair yang berhubungan
dengan udara lebih banyak.Akibatnya, molekul-molekul zat cair yang dapat
melepaskan diri ke udara juga semakin banyak.
- Mengalirkan udara pada permukaan zat cair
Supaya teh panas yang akan diminum cepat dingin,
biasanya kita meniupkan udara pada permukaannya. Pakaian basah yang dijemur
akan cepat kering apabila ada angin bertiup. Udara yang bertiup pada permukaan
teh panas menyebabkan molekul-molekul teh panas cepat bergerak meninggalkan
permukaannya. Angin yang bertiup pada pakaian basah menyebabkan molekul-molekul
air lebih mudah meninggalkan pakaian sehingga pakaian menjadi cepat kering.
- Mengurangi tekanan pada permukaan zat cair
Teh panas yang berada dalam gelas terbuka lebih
cepat dingin daripada teh panas yang berada dalam gelas tertutup. Mengapa
demikian? Tekanan udara pada gelas tertutup lebih besar daripada tekanan udara
pada gelas terbuka. Pada tekanan yang lebih besar molekul-molekul air sukar
melepaskan diri dari permukaannya. Pada tekanan yang lebih kecil
molekul-molekul air mudah melepaskan diri dari permukaannya. Jadi, apabila
tekanan pada permukaan zat semakin kecil zat cair itu semakin mudah menguap.
Berdasarkan uraian tentang cara mempercepat proses penguapan dapat
disimpulkan bahwa penguapan zat cair dapat terjadi pada sembarang suhu.
Ø
Mengembun
Mengembun adalah proses perubahan wujud dari gas
menjadi cair. Zat dapat mengembun apabila suhu turun, sedangkan suhu turun
terjadi apabila zat itu melepaskan kalor. Ada dua contoh peristiwa mengembun
dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kalian memasukkan pecahan-pecahan es ke
dalam gelas, sisi luar gelas mula-mula kering. Akan tetapi, beberapa saat
kemudian pada bagian sisi luar gelas terdapat bintik-bintik air. Ketika kalian
naik mobil pada saat cuaca cerah, kaca jendela mobil bagian dalam masih kering.
Akan tetapi, ketika hujan turun kaca mobil bagian dalam menjadi buram. Apabila kalian
menempelkan telapak tangan pada kaca, telapak tangan menjadi basah. Bagimana
kedua peristiwa ini dapat dijelaskan?
Barangkali kita berfikir bahwa es yang mencair
mampu menembus gelas sehingga sisi luar gelas menjadi basah. Demikian pula
peristiwa yang terjadi pada kaca mobil ketika hujan: air hujan dapat memasuki
kaca melalui pori-pori kaca. Akan tetapi, cara berfikir kita salah. Udara di
sekitar kita banyak mengandung uap air. Ketika uap air bersentuhan dengan
benda-benda yang lebih dingin (suhunya rendah), uap air melepaskan kalor. Kalor
yang dilepaskan ini diterima oleh uap air di sekitar gelas atau kaca mobil.
Ketika uap air melepaskan kalor suhunya turun sehingga uap air berubah menjadi
bintik-bintik air.
Ø
Mendidih
Mendidih adalah proses perubahan wujud dari zat
cair menjadi gas (uap). Mendidih terjadi pada seluruh bagian zat cair. Zat cair
dikatakan menguap apabila molekul-molekulnya sebagian meninggalkan permukaan
zat cair tersebut. Apabila suhu zat cair dinaikkan, penguapan dapat terjadi di
seluruh bagian zat cair. Molekul-molekul zat cair membentuk uap dalam bentuk
gelembung-gelembung udara. Gelembung-gelembung ini dapat terjadi di seluruh
bagian zat cair.
Apabila pemanasan dilanjutkan,
gelembung-gelembung udara akan naik ke permukaan zat cair dan akhirnya pecah.
Apabila hal ini terjadi, zat cair dikatakan mendidih. Jadi, zat cair dikatakan
mendidih apabila gelembung-gelembung uap terjadi di seluruh bagian zat cair dan
meninggalkan zat cair. Pada saat mendidih suhu zat cair tidak berubah, meskipun
kalor diberikan terus-menerus.
Kenaikan suhu hanya terjadi ketika air mulai
dipanaskan sampai air mendidih. Setelah air mendidih, tidak terjadi perubahan
suhu. Ketika air sudah mendidih, kalor yang diberikan hanya digunakan untuk
mengubah wujud zat: dari zat cair menjadi uap. Suhu zat cair pada saat mendidih
dinamakan titik didih.
Berapakah kalor yang diperlukan untuk mengubah
wujud zat dari cair menjadi uap pada titik didihnya? Hasil percobaan
menunjukkan bahwa kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud zat dari cair
menjadi uap pada titik didihnya bergantung pada massa zat dan kalor uap zat
yang bersangkutan. Kalor uap merupakan salah satu sifat zat. Kalor uap adalah
banyaknya kalor (dengan satuan joule) yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg zat
pada titik didihnya. Satuan kalor uap adalah J/kg.
Untuk menguapkan zat cair dengan massa m pada titik didihnya
diperlukan kalor sebanyakQ = mL, (4-6)
dengan L dinamakan kalor uap zat yang bersangkutan. Harga kalor uap untuk beberapa zat disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Kalor Uap Beberapa Zat
Nama Zat
|
Titik Didih Normal (oC)
|
Kalor Uap (J/kg)
|
AlkoholRaksa
AirTimbal Perak Emas Tembaga |
78357
1001.750 2.193 2.660 1.187 |
854.000272.000
2.256.000871.000 2.336.000 1.578.000 5.069.000 |
Hal yang sama terjadi pada saat zat cair
mengembun. Kalor yang dilepaskan uap tidak digunakan untuk menurunkan suhu,
tetapi digunakan untuk mengubah wujud zat cair dari uap menjadi cair. Hasil
percobaan menunjukkan bahwa kalor yang dilepaskan untuk mengubah wujud zat dari
uap menjadi cair pada titik embunnya bergantung pada massa zat dan kalor embun
zat yang bersangkutan. Kalor embun merupakan salah satu sifat zat. Kalor embun
adalah banyaknya kalor (dengan satuan joule) yang dilepaskan untuk mengembunkan
1 kg zat pada titik embunnya. Satuan kalor embun adalah J/kg. Setiap zat yang
jenisnya sama, besarnya kalor uap sama sama dengan kalor embun dan titik uapnya
sama dengan titik didihnya. Oleh karena itu, untuk proses pengembunan tetap
berlaku Persamaan (4-5), dengan L menunjukkan kalor embun.
Titik didih zat cair dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: tekanan di atas permukaan zat cair dan ketidakmurnian zat cair. Bagaimanakah kedua faktor ini mempengaruhi titik didih?
- Pengaruh Tekanan Terhadap Titik Didih
Titik didih zat cair sangat bergantung pada
tekanan yang diterima oleh zat tersebut. Untuk tekanan udara normal, yaitu 76
cmHg atau 1 atm, air mendidih pada suhu 100oC. Titik didih air pada
tekanan 1 atm dinamakan titik didih normal.
Zat cair dapat mendidih di bawah titik didih
normal apabila tekanan pada permukaan zat cair kurang dari 1 atm. Seperti telah
diuraikan sebelumnya, untuk tekanan udara normal, yaitu 76 cmHg atau 1 atm, air
mendidih pada suhu 100oC. Seperti diketahui, semakin tinggi suatu
tempat dari permukaan laut, tekanan udaranya semakin rendah. Akibatnya, titik
didih air juga semakin rendah. Jadi, apabila kalian mendidihkan air di puncak
gunung yang memiliki ketinggian 2300 m di atas permukaan laut, air mendidih
sekitar 95oC.
Ketika tekanan permukaan air 1 atm, air mendidih
pada suhu 100oC. Pada tekanan 1 atm ikatan molekul-molekul air yang
mulai renggang sudah dapat bergerak bebas untuk melepaskan diri dari permukaannya.
Jika tekanan pada permukaan air dinaikkan, meskipun suhu air sudah mencapai 100oC,
air belum mendidih sebab tekanan yang besar menyebabkan molekul-molekul air
masih memiliki ikatan molekul yang kuat sehingga belum dapat melepaskan diri
dari permukaannya.
Setelah suhu melebihi 100oC ikatan
molekul-molekul air di seluruh bagian mulai renggang sehingga timbul
gelembung-gelembung uap air di seluruh bagian. Air telah mendidih.
Molekul-molekul air di permukaan juga telah menguap. Jadi, apabila tekanan di atas
permukaan zat cair lebih dari 1 atm maka titik didih zat cair lebih tinggi
daripada titik didih normal.
Melebur adalah proses perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Pada saat melebur, zat memerlukan kalor. Sebaliknya, membeku adalah proses perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Pada saat membeku, zat melepaskan kalor.
Pada proses melebur memerlukan kalor. Selama
proses melebur, meskipun kalor diberikan terus-menerus suhu zat tidak berubah.
Kalor yang diterima bukan digunakan untuk menaikkan suhu, tetapi digunakan
untuk mengubah wujud zat dari padat menjadi cair. Sebaliknya, pada proses
membeku zat melepaskan kalor dan selama proses membeku suhu zat tidak berubah.
Jumlah kalor (dengan satuan joule) yang diperlukan
untuk meleburkan 1 kg zat pada titik leburnya dinamakan kalor lebur. Satuan
kalor lebur adalah J/kg. Jumlah kalor (dengan satuan joule) yang dilepaskan
untuk membekukan 1 kg zat pada titik bekunya dinamakan kalor beku. Setiap zat
yang jenisnya sama, besarnya kalor lebur sama dengan kalor beku dan titik
leburnya sama dengan titik bekunya. Oleh karena itu, untuk proses melebur tetap
berlaku Persamaan (4-6), dengan L menunjukkan kalor lebur. Harga kalor
lebur untuk beberapa zat disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Kalor Lebur Beberapa Zat
Nama Zat
|
Titik Lebur Normal (oC)
|
Kalor Lebur (J/kg)
|
EtanolRaksa
AirTimbal Perak Emas Tembaga |
−114− 39
0327 961 1.063 1.083 |
104.00012.000
336.00024.500 88.000 64.000 134.000 |
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Titik Lebur
Pada umumnya es melebur pada suhu 0oC. Akan tetapi, apabila tekanan pada permukaan es dinaikkan titik lebur es kurang dari 0oC. Menunjukkan balok es yang terletak di atas dua penumpu. Selanjutnya, seutas kawat halus yang kedua ujungnya diberi beban diletakkan di atas balok. Setelah ditunggu beberapa saat, kawat mampu menembus es balok dan akhirnya jatuh ke lantai. Anehnya, balok tetap utuh tidak terbelah. Bagaimana peristiwa ini dapat dijelaskan?
Ketika kawat menekan permukaan balok es, bagian
es yang terkena kawat melebur terlebih dahulu. Artinya, tekanan yang diberikan
dapat menurunkan titik lebur es. Akibat es melebur, kawat dapat bergerak ke
bawah melalui bagian es yang telah melebur. Akan tetapi, segera setelah
dilewati kawat, tekanan pada air hasil peleburan es sama dengan tekanan udara
luar sehingga air kembali membeku menjadi es. Jadi, lintasan yang dilewati kawat
segera membeku kembali menjadi es. Akibatnya, kawat mampu menembus es balok
tetapi es balok tetap utuh tidak terbelah. Peristiwa meleburkan bagian balok es
yang diberi beban dan membeku kembali sesaat setelah beban dihilangkan
dinamakan regelasi.
Ketidakmurnian zat juga dapat mempengaruhi titik
lebur. Penambahan garam dapur pada campuran air dan es mampu menurunkan titik
lebur es sampai – 20oC. Peristiwa ini dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan ice cream. Pemberian garam dapur dapat menurunkan titik
lebur es, sehingga es dapat melebur di bawah suhu 0oC. Proses
melebur membutuhkan kalor. Kalor tidak diberikan dari luar, tetapi diambil dari
es itu sendiri. Akibatnya, suhu es turun meskipun es dalam keadaan cair (ice
cream).
Pemuaian
A. Pengertian
Pemuaian adalah pertambahan panjang atau lebar suatu benda , baik benda padat, gas maupun cair karena dipanaskan dan diberi kalor sehingga suhunya naik, selain pemuaian ada penyusutan tetapi ketika benda – benda tersebut didinginkan atau diturunkan suhunya. Konsep pemuaian banyak digunakan dalam berbagai teknologi buatan manusia.
B. Pemuaian Benda Padat
A. Pengertian
Pemuaian adalah pertambahan panjang atau lebar suatu benda , baik benda padat, gas maupun cair karena dipanaskan dan diberi kalor sehingga suhunya naik, selain pemuaian ada penyusutan tetapi ketika benda – benda tersebut didinginkan atau diturunkan suhunya. Konsep pemuaian banyak digunakan dalam berbagai teknologi buatan manusia.
B. Pemuaian Benda Padat
Pemuaian yang terjadi pada benda
padat terjadi karena benda padat dinaikkan suhunya atau dipanaskan, jenis
pemuaian benda padat adalah pertamabahan panjang dan pertambahan luas.
Pernahkah kamu mengamati kabel listrik? Lihatlah pada malam/pagi hari kabel
listrik tersebut akan mengencang tetapi pada siang hari kabel tersebut
mengendur, hal tersebut karena kabel tersebut mengalami pemuaian pada siang
hari karena suhu yang tinggi.
Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah pemuaian yang terjadi pada benda padat, alat ukur yang digunakan untuk mengukur pemuaian adalah musschenbroek. Dalam oemuain panjang ada panjang awal benda dan panjang akhir dan pertambahan panjang dalam setiap kenaikan suhu 1 derajat. Dengan rumus sebagai berikut:
Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah pemuaian yang terjadi pada benda padat, alat ukur yang digunakan untuk mengukur pemuaian adalah musschenbroek. Dalam oemuain panjang ada panjang awal benda dan panjang akhir dan pertambahan panjang dalam setiap kenaikan suhu 1 derajat. Dengan rumus sebagai berikut:
ΔL = L0 .a.ΔtL = L0 (1+ α Δt)
Keterangan
L = Panjang akhir (m)
L0 = Panjang mula-mula (m)
ΔL = Pertambahan panjang (m)
α = Koefisien muai panjang (/ºC)
Δt = kenaikan suhu (OC)
Pemuaian Luas
Pemuaian luas adalah pemuaian yang terjadi pada benda padat dan biasanya berbentuk seperti plat dimana pemuaian yang terjadi mencangkup panjang dan lebar benda tersebut, dengan rumus penghitungan sebagai berikut:
L = Panjang akhir (m)
L0 = Panjang mula-mula (m)
ΔL = Pertambahan panjang (m)
α = Koefisien muai panjang (/ºC)
Δt = kenaikan suhu (OC)
Pemuaian Luas
Pemuaian luas adalah pemuaian yang terjadi pada benda padat dan biasanya berbentuk seperti plat dimana pemuaian yang terjadi mencangkup panjang dan lebar benda tersebut, dengan rumus penghitungan sebagai berikut:
A = A0 + ΔAΔA = A0 – β ΔtΔA = A0 (1+
β Δt)
Besar β sama dengan 2a
Keterangan:
A = Luas akhir (m2)
Δ0 = Pertambahan luas (m2)
A0 = Luas mula-mula (m2)
β = Koefisien muai luas zat (/º C)
Δt = Kenaikan suhu (ºC)
Pemuaian Volume
Pemuaian volume adalah pemuaian volume suatu benda padat karena menerima kalor, pemuaian volume terjadi apabila benda tersebut memiliki panjang,lebar, dan ketebalan atau tinggi, seperti halnyaa adalah balok besi dan lain-lain. Persamaan rumus pemuaian volume adalah sebagai berikut:
Keterangan:
A = Luas akhir (m2)
Δ0 = Pertambahan luas (m2)
A0 = Luas mula-mula (m2)
β = Koefisien muai luas zat (/º C)
Δt = Kenaikan suhu (ºC)
Pemuaian Volume
Pemuaian volume adalah pemuaian volume suatu benda padat karena menerima kalor, pemuaian volume terjadi apabila benda tersebut memiliki panjang,lebar, dan ketebalan atau tinggi, seperti halnyaa adalah balok besi dan lain-lain. Persamaan rumus pemuaian volume adalah sebagai berikut:
V = V0 + ΔV
ΔV = V0 . y . Δt
V = V0 (1 + y . Δt)
ΔV = V0 . y . Δt
V = V0 (1 + y . Δt)
Diamana Y = 3a atau Y = 3/2 β
C. Pemuaian Benda Cair
Pada pemuaian benda cair hanya terjadi pemuaian volume tidak ada pemuaian panjang dan luas, karena air hanya bertambah volumenya ketika dipanaskan. Anomali Air adalah suatu kejadian penyusutan air sebelum pemuaiannya dimana pada suhu 0 derajat – 4 derajat volume air akan turun dan ketika melebihi 4 derajat suhunya maka volumenya akan semakin naik, persistiwa tersebut dinamakan Anomali air.
D. Pemuaian Pada Gas
Pemuaian pada gas adalah pemuaian yang terjadi pada benda gas karena kenaikan suhu, pernahkah kamu melihat meletusnya ban mobil atau motor? Meletusnya ban tersubut adalah karena suhu yang ada pada ban tersebut naik sehingga daya tampung ban terhadap udara yang memuai telah mencapai batas maksimal dan akhirnya meletus. Dalam pemuaian gas ada beberapa tipe yang terjadi, adalah sebagai berikut:
1. Pemuaian gas pada suhu tetap (Isotermal)
Dalam pemuaian gas pada suhu tetap yang terjadi adalah bahwa suhu udaranya tetap namun tekanannya naik, contohnya adalah saat memompa ban sepeda. Persamaan rumus dari pemuaian gas pada suhu tetap adalah:
C. Pemuaian Benda Cair
Pada pemuaian benda cair hanya terjadi pemuaian volume tidak ada pemuaian panjang dan luas, karena air hanya bertambah volumenya ketika dipanaskan. Anomali Air adalah suatu kejadian penyusutan air sebelum pemuaiannya dimana pada suhu 0 derajat – 4 derajat volume air akan turun dan ketika melebihi 4 derajat suhunya maka volumenya akan semakin naik, persistiwa tersebut dinamakan Anomali air.
D. Pemuaian Pada Gas
Pemuaian pada gas adalah pemuaian yang terjadi pada benda gas karena kenaikan suhu, pernahkah kamu melihat meletusnya ban mobil atau motor? Meletusnya ban tersubut adalah karena suhu yang ada pada ban tersebut naik sehingga daya tampung ban terhadap udara yang memuai telah mencapai batas maksimal dan akhirnya meletus. Dalam pemuaian gas ada beberapa tipe yang terjadi, adalah sebagai berikut:
1. Pemuaian gas pada suhu tetap (Isotermal)
Dalam pemuaian gas pada suhu tetap yang terjadi adalah bahwa suhu udaranya tetap namun tekanannya naik, contohnya adalah saat memompa ban sepeda. Persamaan rumus dari pemuaian gas pada suhu tetap adalah:
P.V = tetap
atau
P1 V1 = P2 V2
atau
P1 V1 = P2 V2
Keterangan:
P = Tekanan Gas (atm)
V = Volume Gas (L)
2. Pemuaian gas pada tekanan tetap (Isobar)
Pada pemuaian gas ini terjadi hukum gay lussac dimana gas di dalam ruang tertutup dengan tekanan dijaga tetap, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Persamaa rumus tersebut adalah:
P = Tekanan Gas (atm)
V = Volume Gas (L)
2. Pemuaian gas pada tekanan tetap (Isobar)
Pada pemuaian gas ini terjadi hukum gay lussac dimana gas di dalam ruang tertutup dengan tekanan dijaga tetap, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Persamaa rumus tersebut adalah:
V1 / T1 = V2 / T2
Keterangan:
V = Volume (L)
T = Suhu (K)
3. Pemuaian gas pada volume tetap (Isokhorik)
Pada pemuaian gas ini terjadi hukum boyle yaitu jika volume gas di dalam ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Persamaa rumusnya adalah sebagai berikut:
V = Volume (L)
T = Suhu (K)
3. Pemuaian gas pada volume tetap (Isokhorik)
Pada pemuaian gas ini terjadi hukum boyle yaitu jika volume gas di dalam ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Persamaa rumusnya adalah sebagai berikut:
P1 / T1 = P2 / T2
Dapat diturnkan juga persamaa rumus
:
P1.V1 / T1 = P2.V2 / T2
Keterangan
:
P = Tekanan (atm)
V = Volume (L)
T = Suhu (K
P = Tekanan (atm)
V = Volume (L)
T = Suhu (K
F.
KALORIMETER
Kalorimeter ini terdiri atas dua
buah bejana dari tembaga yang kalor jenisnya belum diketahui. Bejana tembaga
kecil diletakkan dalam bejana lain yang lebih besar. Agar kedua bejana tidak
bersentuhan, diantara kedua bejana tersebut diletakkan isolator sebagai bahan
penyekat kalor, contohnya gabus. Bahan isolator ini berfungsi untuk menahan
kalor yang ada di dalam kalorimeter agar tidak keluar serta tidak ada kalor
yang masuk dari luar. Umumnya tutup yang digunakan terbuat dari bahan kayu yang
juga dapat berfungsi sebagai isolator yang baik. Pada tutupnya terdapat dua
buah lubang yang berguna untuk meletakkan termometer dan pengaduk. Pada waktu
sampel logam dimasukkan ke dalam kalorimeter, air di dalamnya tidak perlu
diaduk agar sistem dapat mencapai keseimbangan termal dengan segera. Batang
pengaduk ini biasanya terbuat dari bahan yang sama dengan bejana kalorimeter.
Termometer
Suhu adalah derajat
panas atau dinginnya suatu benda. Alat untuk mengukur suhu adalah termometer.
Terdapat 4 macam skala yang biasanya digunakan untuk mengukur suhu, yaitu
Celcius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur.
Pada skala Celsius,
suhu es mencair ditetapkan sebagai titik tetap bawah yang diberi nilai 0 0C
dan suhu air mendidih ditetapkan sebagai titik tetap atas yang diberi nilai 100
0C.

Satu skala dalam derajat Celcius sama
dengan satu skala dalam derajat Kelvin, sementara satu skala Celsius kurang
dari satu skala Reamur dan satu skala Celcius lebih dari skala Fahrenheit.
Secara matematis perbandingan keempat skala tersebut, yaitu:

Hubungan bacaan
skala dari keempat termometer tersebut dapat dilihat di tabel:

Soal Dan Pembahasan
1. Soal
Suatu batang logam yang terbuat dari aluminium panjangnya 2 m pada suhu 30 °C. Bila koefisien muai panjang aluminium 25 x 10–6 /°C.Berapakah pertambahan panjang batang aluminium tersebut bila suhunya dinaikkan menjadi 50 °C.
Jawab :
Δl = lo . α . Δt
= 2 . ( 25 x 10 -6 ) . (50 – 30 )
= 10 -3 m
Δl = 0,1 cm
2. Soal
Jika besi sepanjang 20 m dengan koefisien muai
panjang 1,2. 10-5 /K dipanaskan dari suhu 00C hingga 1000C,
maka tentukan pertambahan panjangnya !
Jawab :
∆l = lo .a. ∆t
∆l = 20 . 1,2.10-5. (100– 0)
∆l =2,4.10-3 m
Catatan :
Perubahan suhu dalam satuan derajat Celcius senilai
dengan perubahan suhu pada Kelvin. Namun perlu diingat bahwa suhu derajat
Celcius tidak senilai dengan Kelvin.
3. Soal
Plat besi luasnya 4 m2 pada 20 °C. Bila
suhunya dinaikkan menjadi 100 °C maka berapa luasnya sekarang ?
Jawab:
α = 11 x 10-6/ °C
β = 22 x10-6/ °C
At = Ao (1 + β . Δt )
= 4 .[1 + 22 . 10-6
. (100 - 20 ) ]
= 4 [ 1 + 1760 . 10-6
]
= 4 [ 1 + 0,00176 ]
= 4,00704 m2
4. Soal
Kaca seluas 2 m2 , dengan koefisien muai
panjang 8,5.10-6 K, mengalami pemanasan dari suhu 20 °C hingga 120
°C. Tentukan luas akhir dari kaca !
Jawab :
At =Ao (1+ b.∆t)
At =2 (1+ 2 x 8,5.10-6.(120 –
20 )
At =2,66 m2
5. Soal
Sebuah balok kuningan mempunyai panjang 5 m, tinggi
2 m, dan lebar 1 m pada suhu 20 °C. Jika kalor jenis kuningan 1,8 . 10-5
/K, tentukan volume kuningan pada suhu 120 °C !
Jawab :
Vt =Vo (1+ g.∆t)
Vt =(5 x 2 x 1) (1+3.x1,8.10-5.(120
– 20 )
Vt =10,054 m3
6. Soal
Suatu gas
mula-mula volumenya V, berapa besarkah suhu harus dinaikkan supaya volumenya
menjadi 2 kali volume mula-mula, dengan tekanan tetap.
Jawab
Diketahui :
Vo = V dan Vt = 2V
Ditanya : Dt ....?
Vt = Vo ( 1 + 1/
273 Δt )
2V = V ( 1+ 1/ 273 Δt )
2 = ( 1 + 1/ 273 Δt )
1 = 1/ 273 Δt
Δt = 273 °C
Jadi
suhu gas tersebut harus dinaikkan sebesar 273 °C
7. Soal
Tentukan kalor yang diperlukan untuk meleburkan 10
kg es pada suhu 0 °C. jika kalor lebur es 3,35. 105 J/kg !
Jawab
Q = m . L
Q = 10 kg . 3,35. 10 5 J/kg
Q = 3,35. 106
J
8. Soal
Berapakah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
mengubah 2 gram es pada suhu 0 °C menjadi uap air pada suhu 100 °C ? (c air
= 4.200 J/kg K, L es = 336 J/ g, L uap = 2.260 J/g)
Jawab
Diketahui:
m es = 0 °C
m es = 0 °C
t air = 0 °C
tdidih = 100 °C
c air = 4.200 J/kg K
L es = 336 J/ Gajahmungkur
L uap = 2.260 J/g
Ditanya : Q total……..?
Jawab :
Q1 = m es x L es
= (2) x (336)
= 672 Joule
Q2
= m es x c air x ∆t
= (2 x 10-3)(4.200)(100)
= 840 Joule
Q3
= mes x L uap
= (2) (2.260)
= 4.520 Joule
Jadi
Q total = Q1 + Q2 + Q3
Q total = Q1 + Q2 + Q3
= 672 + 840 + 4.520
= 6.032 Joule
Soal Dan Pembahasan Suhu Dan Kalor
1. Panas sebesar 12 kj diberikan pada pada sepotong logam bermassa 2500 gram yang memiliki suhu 30 °C. Jika kalor jenis logam adalah 0,2 kalori/gr °C, tentukan suhu akhir logam!
Pembahasan :
Di ket
Q = 12 kilojoule = 12000 joule
m = 2500 gram = 2,5 kg
T1 = 30 °C
c = 0,2 kal/gr °C = 0,2 x 4200 joule/kg °C = 840 joule/kg °C
T2 =...?
Q = mcΔT 12000 = (2,5)(840)ΔT
ΔT = 12000/2100 = 5,71 °C
T2 = T + ΔT1 = 30 + 5,71 = 35,71 °C
2. 500 gram es bersuhu −12 °C dipanaskan hingga suhu −2 °C. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/g °C, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam satuan joule!
Pembahasan
Di ket :
m = 500 gram
T1 = −12 °C T2 = −2 °C
ΔT = T2 − T1 = −2 − (−12 ) = 10 °C
c = 0,5 kalori/gr °C
Q = ....?
Q = m.c.Δ.T
Q = (500)(0,5)(10) = 2500 kalori
1 kalori = 4,2 joule
Q = 2500 x 4,2 = 10500 joule
3. 500 gram es bersuhu 0 °C hendak dicairkan hingga keseluruhan es menjadi air yang bersuhu 0 °C. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/g °C, dan kalor lebur es adalah 80 kal/gr, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam kilokalori!
Pembahasan
Di ket :
m = 500 gram
L = 80 kalori/gr
Q = ....?
Q = mL
Q = (500)(80) = 40000 kalori = 40 kkal
4. 500 gram es bersuhu 0 °C hendak dicairkan hingga menjadi air yang bersuhu 5 °C. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/g °C, kalor lebur es adalah 80 kal/gr, dan kalor jenis air 1 kal/g °C, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan!
Pembahasan
Di ket :
m = 500 gram
ccair = 1 kalori/gr °C
Les = 80 kalori/gr
Suhu akhir → 5 °C
Q = .....?
Untuk menjadikan es °0 C hingga menjadi air 5 °C ada dua proses yang harus dilalui:
→ Proses meleburkan es 0 °C menjadi air suhu 0 C, kalor yang diperlukan namakan Q1
Q1 = mLes = (500)(80) = 40000 kalori
→ Proses menaikkan suhu air 0 °C hingga menjadi air 5 °C, kalor yang diperlukan namakan Q2
Q2 = mcair ΔTair< = (500) (1)(5) = 2500 kalori
Kalor total yang diperlukan:
Q = Q1 + Q2 = 40000 + 2500 = 42500 kalori
5. 500 gram es bersuhu −10 °C hendak dicairkan hingga menjadi air yang bersuhu 5 °C. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/g °C, kalor lebur es oadalah 80 kal/gr, dan kalor jenis air 1 kal/g °C, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan!
Pembahasan
Di ket :
m = 500 gram
ces = 0,5 kalori/gr °C
cair = 1 kal/gr °C
Les = 80 kal/gr
Suhu akhir → 5 °C
Q = .....?
Untuk menjadikan es − 10 °C hingga menjadi air 5 °C ada tiga proses yang harus dilalui:
→ Proses untuk menaikkan suhu es dari −10 °C menjadi es bersuhu 0 °C, kalor yang diperlukan namakan Q1
Q1 = mces ΔTes = (500)(0,5)(10) = 2500 kalori
→ Proses meleburkan es 0 °C menjadi air suhu 0 °C, kalor yang diperlukan namakan Q2
Q2 = mLes = (500)(80) = 40000 kalori
→ Proses menaikkan suhu air 0 °C hingga menjadi air 5 °C, kalor yang diperlukan namakan Q3
Q3 = mcair ΔTair = (500)(1)(5) = 2500 kalori
Kalor total yang diperlukan:
Q = Q1 +Q2 + Q3 = 2500 + 40000 + 2500 = 45000 kalori
6. Satu kilogram es suhunya - 2 °C, bila titik lebur es = 0 °C, kalor jenis es = 0,5 kal / g °C, kalor jenis air = 1 kal / g °C, kalor lebur es = 80 kal / g °C dan 1 kalori = 4,2 joule, maka kalor yang di perlukan untuk meleburkan semua itu adalah ....
Pembahasan :

Q = Q1 + Q2
= m.Δt.c +
m.k
= 1000 (0 -
(-2)) . 0,5 + 1000 . 80
= 1000 +
80.000
= 81.000
kalori
= 3,402 x 105
Joule
SOAL DAN PEMBAHASAN

Soal No. 1
Panas sebesar 12 kj diberikan pada pada sepotong logam bermassa 2500 gram yang memiliki suhu 30oC. Jika kalor jenis logam adalah 0,2 kalori/groC, tentukan suhu akhir logam!
Panas sebesar 12 kj diberikan pada pada sepotong logam bermassa 2500 gram yang memiliki suhu 30oC. Jika kalor jenis logam adalah 0,2 kalori/groC, tentukan suhu akhir logam!
Pembahasan
Data :
Q = 12 kilojoule = 12000 joule
m = 2500 gram = 2,5 kg
T1 = 30oC
c = 0,2 kal/groC = 0,2 x 4200 joule/kg oC = 840 joule/kg oC
T2 =...?
Q = mcΔT
12000 = (2,5)(840)ΔT
ΔT = 12000/2100 = 5,71 oC
T2 = T1 + ΔT = 30 + 5,71 = 35,71 oC
Soal No. 2
500 gram es bersuhu −12oC dipanaskan hingga suhu −2oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam satuan joule!
Pembahasan
Data :
m = 500 gram
T1 = −12oC
T2 = −2oC
ΔT = T2 − T1 = −2o − (−12 ) = 10oC
c = 0,5 kalori/groC
Q = ....?
Q = mcΔT
Q = (500)(0,5)(10) = 2500 kalori
1 kalori = 4,2 joule
Q = 2500 x 4,2 = 10500 joule
Soal No. 3
500 gram es bersuhu 0oC hendak dicairkan hingga keseluruhan es menjadi air yang bersuhu 0oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, dan kalor lebur es adalah 80 kal/gr, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam kilokalori!
Pembahasan
Data yang diperlukan:
m = 500 gram
L = 80 kalori/gr
Q = ....?
Q = mL
Q = (500)(80) = 40000 kalori = 40 kkal
Soal No. 4
500 gram es bersuhu 0oC hendak dicairkan hingga menjadi air yang bersuhu 5oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, kalor lebur es adalah 80 kal/gr, dan kalor jenis air 1 kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan!
Pembahasan
Data yang diperlukan:
m = 500 gram
cair = 1 kalori/groC
Les = 80 kalori/gr
Suhu akhir → 5oC
Q = .....?
Untuk menjadikan es 0oC hingga menjadi air 5oC ada dua proses yang harus dilalui:
→ Proses meleburkan es 0oC menjadi air suhu 0oC, kalor yang diperlukan namakan Q1
Q1 = mLes = (500)(80) = 40000 kalori
→ Proses menaikkan suhu air 0oC hingga menjadi air 5oC, kalor yang diperlukan namakan Q2
Q2 = mcairΔTair = (500) (1)(5) = 2500 kalori
Kalor total yang diperlukan:
Q = Q1 + Q2 = 40000 + 2500 = 42500 kalori
Soal No. 5
500 gram es bersuhu −10oC hendak dicairkan hingga menjadi air yang bersuhu 5oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, kalor lebur es adalah 80 kal/gr, dan kalor jenis air 1 kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan!
Pembahasan
Data yang diperlukan:
m = 500 gram
ces = 0,5 kalori/groC
cair = 1 kal/groC
Les = 80 kal/gr
Suhu akhir → 5oC
Q = .....?
Untuk menjadikan es − 10oC hingga menjadi air 5oC ada tiga proses yang harus dilalui:
→ Proses untuk menaikkan suhu es dari −10oC menjadi es bersuhu 0oC, kalor yang diperlukan namakan Q1
Q1 = mcesΔTes = (500)(0,5)(10) = 2500 kalori
→ Proses meleburkan es 0oC menjadi air suhu 0oC, kalor yang diperlukan namakan Q2
Q2 = mLes = (500)(80) = 40000 kalori
→ Proses menaikkan suhu air 0oC hingga menjadi air 5oC, kalor yang diperlukan namakan Q3
Q3 = mcairΔTair = (500)(1)(5) = 2500 kalori
Kalor total yang diperlukan:
Q = Q1 +Q2 + Q3 = 2500 + 40000 + 2500 = 45000 kalori
Soal No. 6
200 gram air bersuhu 80oC dicampurkan dengan 300 gram air bersuhu 20oC. Tentukan suhu campurannya!
Pembahasan
Data yang diperlukan:
m1 = 200 gram
m2 = 300 gram
ΔT1 = 80 − t
ΔT2 = t − 20
Suhu akhir = t = ......?
Qlepas = Qterima
m1c1ΔT1 = m2c2ΔT2
(200)(1) (80 − t) = (300)(1)(t − 20)
(2)(1)(80 − t) = (3)(1)(t − 20)
160 − 2t = 3t − 60
5t = 220
t = 44oC
Soal No.7
Sepotong es bermassa 100 gram bersuhu 0°C dimasukkan kedalam secangkir air bermassa 200 gram bersuhu 50°C.

Q = 12 kilojoule = 12000 joule
m = 2500 gram = 2,5 kg
T1 = 30oC
c = 0,2 kal/groC = 0,2 x 4200 joule/kg oC = 840 joule/kg oC
T2 =...?
Q = mcΔT
12000 = (2,5)(840)ΔT
ΔT = 12000/2100 = 5,71 oC
T2 = T1 + ΔT = 30 + 5,71 = 35,71 oC
Soal No. 2
500 gram es bersuhu −12oC dipanaskan hingga suhu −2oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam satuan joule!
Pembahasan
Data :
m = 500 gram
T1 = −12oC
T2 = −2oC
ΔT = T2 − T1 = −2o − (−12 ) = 10oC
c = 0,5 kalori/groC
Q = ....?
Q = mcΔT
Q = (500)(0,5)(10) = 2500 kalori
1 kalori = 4,2 joule
Q = 2500 x 4,2 = 10500 joule
Soal No. 3
500 gram es bersuhu 0oC hendak dicairkan hingga keseluruhan es menjadi air yang bersuhu 0oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, dan kalor lebur es adalah 80 kal/gr, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam kilokalori!
Pembahasan
Data yang diperlukan:
m = 500 gram
L = 80 kalori/gr
Q = ....?
Q = mL
Q = (500)(80) = 40000 kalori = 40 kkal
Soal No. 4
500 gram es bersuhu 0oC hendak dicairkan hingga menjadi air yang bersuhu 5oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, kalor lebur es adalah 80 kal/gr, dan kalor jenis air 1 kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan!
Pembahasan
Data yang diperlukan:
m = 500 gram
cair = 1 kalori/groC
Les = 80 kalori/gr
Suhu akhir → 5oC
Q = .....?
Untuk menjadikan es 0oC hingga menjadi air 5oC ada dua proses yang harus dilalui:
→ Proses meleburkan es 0oC menjadi air suhu 0oC, kalor yang diperlukan namakan Q1
Q1 = mLes = (500)(80) = 40000 kalori
→ Proses menaikkan suhu air 0oC hingga menjadi air 5oC, kalor yang diperlukan namakan Q2
Q2 = mcairΔTair = (500) (1)(5) = 2500 kalori
Kalor total yang diperlukan:
Q = Q1 + Q2 = 40000 + 2500 = 42500 kalori
Soal No. 5
500 gram es bersuhu −10oC hendak dicairkan hingga menjadi air yang bersuhu 5oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, kalor lebur es adalah 80 kal/gr, dan kalor jenis air 1 kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan!
Pembahasan
Data yang diperlukan:
m = 500 gram
ces = 0,5 kalori/groC
cair = 1 kal/groC
Les = 80 kal/gr
Suhu akhir → 5oC
Q = .....?
Untuk menjadikan es − 10oC hingga menjadi air 5oC ada tiga proses yang harus dilalui:
→ Proses untuk menaikkan suhu es dari −10oC menjadi es bersuhu 0oC, kalor yang diperlukan namakan Q1
Q1 = mcesΔTes = (500)(0,5)(10) = 2500 kalori
→ Proses meleburkan es 0oC menjadi air suhu 0oC, kalor yang diperlukan namakan Q2
Q2 = mLes = (500)(80) = 40000 kalori
→ Proses menaikkan suhu air 0oC hingga menjadi air 5oC, kalor yang diperlukan namakan Q3
Q3 = mcairΔTair = (500)(1)(5) = 2500 kalori
Kalor total yang diperlukan:
Q = Q1 +Q2 + Q3 = 2500 + 40000 + 2500 = 45000 kalori
Soal No. 6
200 gram air bersuhu 80oC dicampurkan dengan 300 gram air bersuhu 20oC. Tentukan suhu campurannya!
Pembahasan
Data yang diperlukan:
m1 = 200 gram
m2 = 300 gram
ΔT1 = 80 − t
ΔT2 = t − 20
Suhu akhir = t = ......?
Qlepas = Qterima
m1c1ΔT1 = m2c2ΔT2
(200)(1) (80 − t) = (300)(1)(t − 20)
(2)(1)(80 − t) = (3)(1)(t − 20)
160 − 2t = 3t − 60
5t = 220
t = 44oC
Soal No.7
Sepotong es bermassa 100 gram bersuhu 0°C dimasukkan kedalam secangkir air bermassa 200 gram bersuhu 50°C.

Jika kalor jenis air adalah 1
kal/gr°C, kalor jenis es 0,5 kal/gr°C, kalor lebur es 80 kal/gr dan cangkir
dianggap tidak menyerap kalor, berapa suhu akhir campuran antara es dan air
tersebut?
Pembahasan
Soal di atas tentang pertukaran kalor / Asas Black. Kalor yang dilepaskan air digunakan oleh es untuk mengubah wujudnya menjadi air dan sisanya digunakan untuk menaikkan suhu es yang sudah mencair tadi.

dengan Q1 adalah kalor yang dilepaskan air, Q2 adalah kalor yang digunakan es untuk melebur/mencair dan Q3 adalah kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu es yang telah mencair.
Berikutnya adalah contoh soal tentang pencampuran air panas dan air dingin dengan memperhitungkan kalor yang diserap oleh bejana atau wadahnya:
Soal No. 8
Air bermassa 100 g bersuhu 20°C berada dalam wadah terbuat dari bahan yang memiliki kalor jenis 0,20 kal/g°C dan bermassa 200 g. Ke dalam wadah kemudian dituangkan air panas bersuhu 90°C sebanyak 800 g. Jika kalor jenis air adalah 1 kal/g°C, tentukan suhu akhir air campuran!
Pembahasan
Kalor yang berasal dari air panas 90°C saat pencampuran, sebagian diserap oleh air yang bersuhu 20° dan sebagian lagi diserap oleh wadah. Tidak ada keterangan terkait dengan suhu awal wadah, jadi anggap saja suhunya sama dengan suhu air di dalam wadah, yaitu 20°C.
Data :
-Air panas
m1 = 800 g
c1 = 1 kal/g°C
-Air dingin
m2 = 100 g
c2 = 1 kal/g°C
-Wadah
m3 = 200 g
c3 = 0,20 kal/g°C

Qlepas = Qterima
m1c1ΔT1 = m2c2ΔT2 + m3c3ΔT3

Soal No. 9
Perhatikan gambar berikut! Dua buah logam terbuat dari bahan yang sama disambungkan.

Jika panjang logam P adalah dua kali panjang logam Q tentukan suhu pada sambungan antara kedua logam!
Pembahasan
Banyaknya kalor persatuan waktu yang melalui logam P sama dengan kalor yang melalui logam Q. Gunakan rumus perpindahan kalor secara konduksi :

Soal No. 10
Logam P yang ujungnya bersuhu 10°C disambung dengan logam Q yang suhu ujungnya 115°C seperti gambar berikut!

Konduktivitas thermal logam P adalah 2,5 kali dari konduktivitas thermal logam Q. Jika luas penampang kedua batang sama, maka suhu sambungan antara logam P dan Q adalah.....
A. 20°C
B. 30°C
C. 40°C
D. 50°C
E. 60°C
Pembahasan
Data:
Kp : Kq = 2,5 : 1
Luas dan panjangnya sama.
suhu sambungan = x =....?
Dari perpindahan kalor secara konduksi:

Misal suhu sambungan adalah x, dengan luas (A) dan panjang (L) yang sama dan
ΔTp = x − 10
ΔTq = 115 − x
diperoleh suhu sambungan:

Soal No. 11
Sebuah jendela kaca suatu ruangan tingginya 2 m, lebarnya 1,5 m dan tebalnya 6 mm. Suhu di permukaan dalam dan permukaan luar kaca masing-masing 27°C dan 37°C.

Jika konduktivitas termal = 8 x 10−1 Wm−1K−1, tentukan jumlah kalor yang mengalir ke dalam ruangan melalui jendela itu setiap sekon !
Pembahasan
Data:
Konduktivitas termal k = 8 x 10−1 Wm−1K−1
Luas A = 2 m × 1,5 m = 3 m2
Selisih suhu ΔT = 37 − 27 = 10°C
Panjang pada arah aliran kalor L = 6 mm = 6 × 10−3 m
Q/t =........
Dari rumus konduksi:

masuk data:

Soal No. 12
Sebuah tangki baja yang memiliki koefisien muai panjang 12 x 10-6/°C, dan bervolume 0,05 m3 diisi penuh dengan bensin yang memiliki koefisien muai ruang 950 x 10-6/°C pada temperatur 20°C. Jika kemudian tangki ini dipanaskan sampai 50°C, tentukan besar volume bensin yang tumpah! (Sumber : Soal SPMB)
Pembahasan

Soal No. 13
Plat baja dipanaskan hingga suhunya mencapai 227°C hingga kalor radiasi yang dipancarkan sebesar E J/s. Jika plat terus dipanasi hingga suhunya mencapai 727° tentukan kalor radiasi yang dipancarkan!
Pembahasan
Data :
T1 = 227°C = 227 + 273 = 500 K
T2 = 727°C = 727 + 273 = 1000 K
Kalor yang diradiasikan oleh suatu permukaan benda berbanding lurus dengan pangkat empat suhu mutlaknya, sehingga:

Soal No. 14
Panjang batang rel kereta api masing-masing 10 meter, dipasang pada suhu 20°C. Diharapkan pada suhu 30°C rel tersebut saling bersentuhan. Koefisien muai rel batang rel kereta api 12×10–6 /°C. Jarak antara kedua batang yang diperlukan pada suhu 20°C adalah...
A. 3,6 mm
B. 2,4 mm
C. 1,2 mm
D. 0,8 mm
E. 0,6 mm
(Soal Ebtanas 1988)
Pembahasan
Dengan asumsi rel sebelah kiri memanjang ke kanan sebesar Δl dan rel sebelah kanan memanjang ke kiri sebesar Δl, maka lebar celah yang diperlukan d adalah sama dengan dua kali Δl

sehingga

Soal No. 15
Sebuah wadah terbuat dari logam yang memiliki kalor jenis 350 J/kg °C. Jika massa wadah adalah 500 gram, tentukan kapasitas kalor dari wadah!
Pembahasan
Hubungan massa (m), kalor jenis (c) dan kapasitas kalor (C) sebagai berikut:
Soal di atas tentang pertukaran kalor / Asas Black. Kalor yang dilepaskan air digunakan oleh es untuk mengubah wujudnya menjadi air dan sisanya digunakan untuk menaikkan suhu es yang sudah mencair tadi.

dengan Q1 adalah kalor yang dilepaskan air, Q2 adalah kalor yang digunakan es untuk melebur/mencair dan Q3 adalah kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu es yang telah mencair.
Berikutnya adalah contoh soal tentang pencampuran air panas dan air dingin dengan memperhitungkan kalor yang diserap oleh bejana atau wadahnya:
Soal No. 8
Air bermassa 100 g bersuhu 20°C berada dalam wadah terbuat dari bahan yang memiliki kalor jenis 0,20 kal/g°C dan bermassa 200 g. Ke dalam wadah kemudian dituangkan air panas bersuhu 90°C sebanyak 800 g. Jika kalor jenis air adalah 1 kal/g°C, tentukan suhu akhir air campuran!
Pembahasan
Kalor yang berasal dari air panas 90°C saat pencampuran, sebagian diserap oleh air yang bersuhu 20° dan sebagian lagi diserap oleh wadah. Tidak ada keterangan terkait dengan suhu awal wadah, jadi anggap saja suhunya sama dengan suhu air di dalam wadah, yaitu 20°C.
Data :
-Air panas
m1 = 800 g
c1 = 1 kal/g°C
-Air dingin
m2 = 100 g
c2 = 1 kal/g°C
-Wadah
m3 = 200 g
c3 = 0,20 kal/g°C

Qlepas = Qterima
m1c1ΔT1 = m2c2ΔT2 + m3c3ΔT3

Soal No. 9
Perhatikan gambar berikut! Dua buah logam terbuat dari bahan yang sama disambungkan.

Jika panjang logam P adalah dua kali panjang logam Q tentukan suhu pada sambungan antara kedua logam!
Pembahasan
Banyaknya kalor persatuan waktu yang melalui logam P sama dengan kalor yang melalui logam Q. Gunakan rumus perpindahan kalor secara konduksi :

Soal No. 10
Logam P yang ujungnya bersuhu 10°C disambung dengan logam Q yang suhu ujungnya 115°C seperti gambar berikut!

Konduktivitas thermal logam P adalah 2,5 kali dari konduktivitas thermal logam Q. Jika luas penampang kedua batang sama, maka suhu sambungan antara logam P dan Q adalah.....
A. 20°C
B. 30°C
C. 40°C
D. 50°C
E. 60°C
Pembahasan
Data:
Kp : Kq = 2,5 : 1
Luas dan panjangnya sama.
suhu sambungan = x =....?
Dari perpindahan kalor secara konduksi:

Misal suhu sambungan adalah x, dengan luas (A) dan panjang (L) yang sama dan
ΔTp = x − 10
ΔTq = 115 − x
diperoleh suhu sambungan:

Soal No. 11
Sebuah jendela kaca suatu ruangan tingginya 2 m, lebarnya 1,5 m dan tebalnya 6 mm. Suhu di permukaan dalam dan permukaan luar kaca masing-masing 27°C dan 37°C.

Jika konduktivitas termal = 8 x 10−1 Wm−1K−1, tentukan jumlah kalor yang mengalir ke dalam ruangan melalui jendela itu setiap sekon !
Pembahasan
Data:
Konduktivitas termal k = 8 x 10−1 Wm−1K−1
Luas A = 2 m × 1,5 m = 3 m2
Selisih suhu ΔT = 37 − 27 = 10°C
Panjang pada arah aliran kalor L = 6 mm = 6 × 10−3 m
Q/t =........
Dari rumus konduksi:

masuk data:

Soal No. 12
Sebuah tangki baja yang memiliki koefisien muai panjang 12 x 10-6/°C, dan bervolume 0,05 m3 diisi penuh dengan bensin yang memiliki koefisien muai ruang 950 x 10-6/°C pada temperatur 20°C. Jika kemudian tangki ini dipanaskan sampai 50°C, tentukan besar volume bensin yang tumpah! (Sumber : Soal SPMB)
Pembahasan

Soal No. 13
Plat baja dipanaskan hingga suhunya mencapai 227°C hingga kalor radiasi yang dipancarkan sebesar E J/s. Jika plat terus dipanasi hingga suhunya mencapai 727° tentukan kalor radiasi yang dipancarkan!
Pembahasan
Data :
T1 = 227°C = 227 + 273 = 500 K
T2 = 727°C = 727 + 273 = 1000 K
Kalor yang diradiasikan oleh suatu permukaan benda berbanding lurus dengan pangkat empat suhu mutlaknya, sehingga:

Soal No. 14
Panjang batang rel kereta api masing-masing 10 meter, dipasang pada suhu 20°C. Diharapkan pada suhu 30°C rel tersebut saling bersentuhan. Koefisien muai rel batang rel kereta api 12×10–6 /°C. Jarak antara kedua batang yang diperlukan pada suhu 20°C adalah...
A. 3,6 mm
B. 2,4 mm
C. 1,2 mm
D. 0,8 mm
E. 0,6 mm
(Soal Ebtanas 1988)
Pembahasan
Dengan asumsi rel sebelah kiri memanjang ke kanan sebesar Δl dan rel sebelah kanan memanjang ke kiri sebesar Δl, maka lebar celah yang diperlukan d adalah sama dengan dua kali Δl

sehingga

Soal No. 15
Sebuah wadah terbuat dari logam yang memiliki kalor jenis 350 J/kg °C. Jika massa wadah adalah 500 gram, tentukan kapasitas kalor dari wadah!
Pembahasan
Hubungan massa (m), kalor jenis (c) dan kapasitas kalor (C) sebagai berikut:
C = mc
|
Data:
c = 350 J/kg °C
m = 500 gram = 0,5 kg
C =.......
C = mc
C = 0,5(350)
C = 175 J/°C
Soal No. 16
Sebuah kalorimeter awalnya memiliki suhu 20°C. Air sebanyak 0,2 kilogram yang bersuhu 34°C kemudian dimasukkan ke dalam kalorimeter.

Jika suhu akhirnya 30°C, dan anggap saja pertukaran kalor hanya terjadi antara air dan kalorimeter, tentukan kapasitas kalor dari kalorimeter! Kalor jenis air = 4200 J/kg°C.
Pembahasan
Data:
Kalorimeter
ΔTkal = 30 - 20 = 10°C
Ckal =.....
Air
mair = 0,2 kg
ΔTair = 34 - 30 = 4°C
cair = 4200 J/kg°C

Catatan:
C (ce besar)untuk lambang kapasitas kalor.
c (ce kecil) untuk lambang kalor jenis.
Jika massa tidak diketahui di soal bisa dicari dari rumus massa jenis atau rapat massa ρ = m/V atau m = ρV
C (ce besar)untuk lambang kapasitas kalor.
c (ce kecil) untuk lambang kalor jenis.
Jika massa tidak diketahui di soal bisa dicari dari rumus massa jenis atau rapat massa ρ = m/V atau m = ρV
Soal No. 17
Pemanas air dari 210 watt, digunakan untuk memanaskan 2 liter air. Jika massa jenis air 1000 kg/m3 dan kalor jenis air 4200 J/kg°C, perkirakan lama waktu yang diperlukan untuk kenaikan suhu air sebesar 36°C!
Pembahasan
Hubungan materi suhu dan kalor dengan energi dan daya listrik:
Pemanas air dari 210 watt, digunakan untuk memanaskan 2 liter air. Jika massa jenis air 1000 kg/m3 dan kalor jenis air 4200 J/kg°C, perkirakan lama waktu yang diperlukan untuk kenaikan suhu air sebesar 36°C!
Pembahasan
Hubungan materi suhu dan kalor dengan energi dan daya listrik:
Massa air yang dipanaskan
m = ρ V
m = 1000 kg/m3 x (2 x 10−3 m3 )= 2 kg
Waktu yang diperlukan, energi dari pemanas W = Pt diubah menjadi panas atau kalor Q = mcΔT untuk menaikkan suhu benda.
W = Q
Pt = mcΔT
(210)t = 2(4200)(36)
t = 1440 sekon = 1440 / 60 = 24 menit
m = ρ V
m = 1000 kg/m3 x (2 x 10−3 m3 )= 2 kg
Waktu yang diperlukan, energi dari pemanas W = Pt diubah menjadi panas atau kalor Q = mcΔT untuk menaikkan suhu benda.
W = Q
Pt = mcΔT
(210)t = 2(4200)(36)
t = 1440 sekon = 1440 / 60 = 24 menit
Soal No. 18
Sebuah pemanas dengan daya 100 watt digunakan untuk memanaskan air. Jika 90% dayanya terpakai untuk memanaskan 300 gram air selama 1 menit dan suhu air mula-mula 25°C, kalor jenis air 4200 J/kg °C , Tentukan suhu akhir air!
Pembahasan
Data:
P = 100 watt
m = 300 gram = 0,3 kg
t = 1 menit = 60 detik
T1 = 25°C
c = 4200 J/kg °C
η = 90%
T2 =............
Efisiensinya (η) adalah 90%, artinya hanya 90% dari energi listrik (W) yang diubah menjadi panas (Q):
Q = η W
mcΔT = 90% (Pt)
0,3(4200)ΔT = 90/100 (100)(60)
ΔT = 4,29 °C
Kenaikan suhunya sebesar 4,29°C, jadi suhu akhirnya adalah T2 = 25°C + 4,29°C = 29,29°C
Sebuah pemanas dengan daya 100 watt digunakan untuk memanaskan air. Jika 90% dayanya terpakai untuk memanaskan 300 gram air selama 1 menit dan suhu air mula-mula 25°C, kalor jenis air 4200 J/kg °C , Tentukan suhu akhir air!
Pembahasan
Data:
P = 100 watt
m = 300 gram = 0,3 kg
t = 1 menit = 60 detik
T1 = 25°C
c = 4200 J/kg °C
η = 90%
T2 =............
Efisiensinya (η) adalah 90%, artinya hanya 90% dari energi listrik (W) yang diubah menjadi panas (Q):
Q = η W
mcΔT = 90% (Pt)
0,3(4200)ΔT = 90/100 (100)(60)
ΔT = 4,29 °C
Kenaikan suhunya sebesar 4,29°C, jadi suhu akhirnya adalah T2 = 25°C + 4,29°C = 29,29°C
1. Suhu sebuah benda jika diukur
menggunakan termometer celsius akan bernilai 45. Berapa nilai yang ditunjukkan
oleh termometer Reamur, Fahrenheit dan kelvin ?
Diketahui
T = 5⁰C
Ditanya
a. T⁰R . . . . ?
b. T⁰F. . . . ?
c. T K . . . . ?
Jawab :
a. T⁰C = 4/5 (T) ⁰R
= 4/5 (45) ⁰R
= 36⁰R
b. T⁰C = (9/5 x T) + 32 ⁰F
= (9/5 X 45) + 32 ⁰F
= 113 ⁰F
c. 45⁰C = 318 K
Jadi benda itu ketika diukur dengan temometer Reamur akan menunjukkan 36⁰R, diukur dengan termometer fahrenheit menunjukkan 113⁰F dan 318 ketika diukur dengan termometer Kelvin.
2. Berapa kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 kg air yang bersuhu 20⁰C menjadi 100⁰C jika diketahui kalor jenis air 1000 J/kg⁰C ?
Diketahui :
m = 1 kg
c = 1000 J/kg⁰C
ΔT = 100⁰C - 20⁰C = 80⁰C
Ditanya :
Q . . . ?
Jawab :
Q = m. c ΔT
Q = 1. 1000. 80
Q = 80.000 J
Jadi kalor yang
Diketahui
T = 5⁰C
Ditanya
a. T⁰R . . . . ?
b. T⁰F. . . . ?
c. T K . . . . ?
Jawab :
a. T⁰C = 4/5 (T) ⁰R
= 4/5 (45) ⁰R
= 36⁰R
b. T⁰C = (9/5 x T) + 32 ⁰F
= (9/5 X 45) + 32 ⁰F
= 113 ⁰F
c. 45⁰C = 318 K
Jadi benda itu ketika diukur dengan temometer Reamur akan menunjukkan 36⁰R, diukur dengan termometer fahrenheit menunjukkan 113⁰F dan 318 ketika diukur dengan termometer Kelvin.
2. Berapa kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 kg air yang bersuhu 20⁰C menjadi 100⁰C jika diketahui kalor jenis air 1000 J/kg⁰C ?
Diketahui :
m = 1 kg
c = 1000 J/kg⁰C
ΔT = 100⁰C - 20⁰C = 80⁰C
Ditanya :
Q . . . ?
Jawab :
Q = m. c ΔT
Q = 1. 1000. 80
Q = 80.000 J
Jadi kalor yang
Jadi kalor jenis aluminium tersebut bernilai 300J/kg⁰C
4. Tentukan banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 500gram es yang bersuhu - 12⁰C menjadi - 2⁰C. Nyatakan dalam satuan joule jika diketahui kalor jenis es 0.5 kalori/gr⁰C !
Diketahui :
m = 500 gram
c = 0.5 kal/gr⁰C
ΔT = -2 ⁰C – (-12⁰C) = 10⁰C
Ditanya :
Q . . . ?
Jawab :
Q = m.c.ΔT
Q = (500).(0.5).(10)
Q = 2500 kalori
Ingat1 kalori = 4.2 joule maka,
2500 (4.2) = 10.500 Joule
Jadi kalor yang diperlukan utuk memanaskan es tersebut sebesar 10.500Joule.
5. Sebuah benda bersuhu 5⁰C menyerap kalor sebesar 1500 joule sehingga suhunya naik menjadi 32⁰C. Tentukan kapasitas kalor benda tersebut !
Diketahui :
Q = 1500 J
ΔT = 32⁰C – 5 ⁰C = 27⁰C = 300K
Ditanya :
C . . . ?
Jawab :
C = Q / ΔT
C = 1500J / 300K
C = 5J/K
Jadi kapasitas kalor benda tersebut sebesar 5J/K.
4. Tentukan banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 500gram es yang bersuhu - 12⁰C menjadi - 2⁰C. Nyatakan dalam satuan joule jika diketahui kalor jenis es 0.5 kalori/gr⁰C !
Diketahui :
m = 500 gram
c = 0.5 kal/gr⁰C
ΔT = -2 ⁰C – (-12⁰C) = 10⁰C
Ditanya :
Q . . . ?
Jawab :
Q = m.c.ΔT
Q = (500).(0.5).(10)
Q = 2500 kalori
Ingat1 kalori = 4.2 joule maka,
2500 (4.2) = 10.500 Joule
Jadi kalor yang diperlukan utuk memanaskan es tersebut sebesar 10.500Joule.
5. Sebuah benda bersuhu 5⁰C menyerap kalor sebesar 1500 joule sehingga suhunya naik menjadi 32⁰C. Tentukan kapasitas kalor benda tersebut !
Diketahui :
Q = 1500 J
ΔT = 32⁰C – 5 ⁰C = 27⁰C = 300K
Ditanya :
C . . . ?
Jawab :
C = Q / ΔT
C = 1500J / 300K
C = 5J/K
Jadi kapasitas kalor benda tersebut sebesar 5J/K.